Kamis 11 Nov 2021 23:37 WIB

Apakah Ada Manusia Sebelum Nabi Adam Turun ke Bumi?

Muncul perbedaan tentang ada tidaknya manusia sebelum Adam.

Rep: Mabruroh/Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Muncul perbedaan tentang ada tidaknya manusia sebelum Adam. Ilustrasi turunnya Adam di bumi
Foto:

Lalu apakah ada ulama Islam yang mempercayai adanya makhluk lain di bumi sebelum Nabi Adam datang. Menurut Quraish Shihab, banyak ulama Islam yang membicarakan tentang kemungkinan tersebut, salah satunya sejarwan Muslim asal Tunisia, Ibnu Khaldun. 

Ibnu Khaldun percaya, ada proses dari kejadian manusia itu, sampai dia mencapai apa yang diistilahkan alamul qiladah atau alamul qudroh. Tetapi Ibnu Khaldun tidak mengatakan pendapatnya ini atas nama Alquran, melainkan sebagai peneliti. 

Baca juga: Kian Dalami Islam, Mualaf Thenny Makin Yakin Kebenarannya 

"Ibnu khaldun salah seorang yang menyebut tentang hal itu, bahwa ada proses dari kejadian manusia itu sampai dia mencapai apa yang diistilahkan alamul qiladah atau alamul qudroh, tapi dia tidak atas namakan Alquran, atas namakan penelitian," tutur Quraish. 

"Jadi kita tidak wajar menolak teori darwin atas nama alquran, tapi silahkan tolak atas nama pengetahuan, tapi jangan juga menerima atas nama alquran tapi atas nama pengetahuan," jelasnya. n. Mabruroh 

Sementara itu, Lebih dari 400 buah kitab telah berhasil dikarang tentang genealogi umat manusia. Beberapa di antaranya ada yang fokus pada nasab orang-orang Arab, dan tak sedikit pula yang panjang lebar mengulas genealogi secara umum.

Sebut saja misalnya Bahr an-Nishab, karangan Abu Makhnaf Luth bin Yahya (157 H), an-Nasab al-Kabir karya Amir bin Hafsh (170 H), al-Kamil fi an-Nasab besutan Ibnu Thabathaba (449 H), dan masih banyak lagi karya-karya ulama salaf menyoal genealogi manusia. 

Tetapi, faktanya tak pernah muncul kesepakatan dari mereka akan siapakah manusia pertama kali yang layak dijadikan sebagai muara keturunan umat manusia saat ini. 

Baca juga: 4 Jalan Menuju Allah SWT Menurut Imam Syadzili 

Bahkan sebagian sejarawan menegaskan, Adam bukanlah muara dari keturunan segenap manusia (abu al-basyariyah)yang ada di bumi. Adam hanya menyandang sebutan bapak manusia saja (abu al-Insan). Dua istilah yang berbeda tentunya. 

Sejarawan terkemuka seperti Ibn Al-Atsir, At-Thabari, al-Muqrizi, berani berpendapat bahwa jutaan tahun sebelum Adam, telah ada eksistensi manusia di muka bumi. 

Mereka berjibaku dengan golongan jin, untuk saling berebut hegemoni dan kekuasaan sebagai penguasa tunggal di bumi. Sementara Alquran sendiri dalam surah al-Baqarah, hanya menyebutkan Adam sebagai khalifah, bukan sebagai manusia pertama di bumi.

Fakta yang sama menjadi bahan perdebatan sengit antara dua cendekiawan Muslim masa kini asal Mesir yakni Abd as-Shabur Syahin dan Zaghl an-Najjar.   

Beberapa argumentasi pun dibeberkan guna memperkuat pendapat bahwa Adam AS bukanlah muara dari segenap keturunan manusia yang ada di bumi, melainkan yang benar adalah Nuh AS. 

Penegasan ini seperti dikuatkan oleh hadis riwayat Ahmad yang menyatakan, Sam adalah bapak Arab, Ham adalah bapak Habsy (ras Afrika), dan Yafet adalah bapak Romawi (ras eropa).

Al-Qalaqasyandi dalam Nihayat al-Irib fi Ma’rifat Ansab al-Arab menambahkan, para ahli genealogi dan sejarawan sepakat bangsa-bangsa yang eksis dan berkembang saat ini, merupakan keturunan Nuh yang selamat dari peristiwa banjir bandang.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement