Rabu 29 Sep 2021 19:32 WIB

Rahasia Sholat dan Zakat Disandingkan 82 Kali dalam Alquran

Sholat dan zakat mempunyai korelasi yang sangat kuat

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat dan zakat mempunyai korelasi yang sangat kuat. Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Zakat dikenal juga dengan nama sedekah untuk membuktikan ketulusan hamba dalam beribadah dan taat kepada Allah SWT. Di samping itu, zakat yang merupakan rukun Islam ketiga ini dikenal telah diwajibkan dalam Islam pada tahun kedua Hijriyah. Alquran bersamaan dengan sholat dalam 82 tempat, realita ini membuktikan korelasi di antara keduanya.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran Surat An Nur ayat 56, Allah berfirman: 

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Wa aqimusshalaata wa atuu az-zakaata wa athi’uu ar-rasula la’allakum turhamun.” 

Yang artinya: “Dan laksanakan lah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Muhammad) agar kamu diberi rahmat.” Dalam surat Al Hajj ayat 41, Allah juga berfirman: 

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ

“Alladzina inna makkannahum fil-ardhi aqaamuu as-shalaata wa atuu az-zakaata wa amaruu bil-ma’rufi wa nahaw anil-munkari wallahi aqibatul-umuri.” 

Yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shlat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan kepada Allah lah kembali segala urusan.”

Sebab itu, zakat merupakan kewajiban pada harta yang harus ditunaikan dan menjadi hak para penerimanya tanpa ada perbedaan di antara orang yang mengeluarkannya. Zakat diwajibkan bagi Muslim yang merdeka.

Dimensi sosial

Dimensi-dimensi sosial dari zakat pun sangat luas. Dapat menyasar kepada ranah sosial kemasyarakatan, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. 

Dimensi-dimensi ekonomi misalnya, zakat berpotensi menjaga masyarakat dari keburukan. Sebab keburukan dapat memungkinkan orang untuk membuka pintu-pintu pencaharian yang keliru.

Di sisi lain, orang yang berzakat juga berhak menuai pembelanjaan hartanya di jalan Allah dengan menitiskan rasa cinta pada diri orang-orang dan senang berinteraksi dengannya. 

Dengan begitu maka bisnis dan proyek-proyeknya semakin berkembang dan membesar sehingga harta kekayaannya pun semakin melimpah. Hal ini sebagaimana janji Allah dalam Alquran surat Saba ayat 39: 

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Wa maa anfaqtum min syai’in fahuwa yukhlifuhu wa huwa khairurraziqin.” 

 

Yang artinya: “Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.”    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement