Jumat 24 Sep 2021 21:05 WIB

3 Ayat Alquran Isyaratkan Nasionalisme dan Cinta Tanah Air

Alquran menekankan pentingnya cinta tanah air bagi setiap Muslim

Alquran menekankan pentingnya cinta tanah air bagi setiap Muslim. Ilustrasi nasionalisme
Foto:

2. Surat Al Baqarah ayat 144

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."

Quraish Shihab berpendapat dalam tafsirnya bahwa pada surat Al Baqarah ayat 144 syarat akan nasionalisme. Hal tersebut dibuktikan Rasulullah SAW saat peristiwa perubahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Kabah. Dikarenakan Kabah merupakan kiblat leluhur Nabi Muhammad SAW dan kebanggaan bagi masyarakat Arab.

Pada peristiwa tersebut tersirat bahwa rasa cinta tanah air tidak cukup hanya diucapkan dengan ungkapan “ hubbul wathan minal iman” melainkan justru butuh bukti yang konkret dari perkataan tersebut.  

Al Maraghi berpendapat bahwa ayat tersebut menjelaskan pembagian kaum Nabi Musa menjadi dua belas kelompok yang menjalankan amanah Allah SWT supaya menegakkan keadilan. Setiap golongan memiliki peraturan tersendiri dalam menjalankan perintah Allah.

Karenanya penting menjaga keluarga dan keturunan agar semua selalu berada jalan lurus bukan saling mencela dan berpecah belah dengan sesama. Selain itu pula adanya pengelompokan ini agar manusia berlomba-lomba dalam kebaikan. 

3. Surat Al Araf ayat 160

وَقَطَّعْنٰهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ اَسْبَاطًا اُمَمًاۗ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اِذِ اسْتَسْقٰىهُ قَوْمُهٗٓ اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۚ  "Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” 

Pada ayat ini Allah SWT mengelompokkan hamba-Nya berdasarkan kelompok atau keturunannya. Pengelompokan tersebut bertujuan agar mereka saling mengenal, bukan untuk berpecah belah atau mencari kelemahan satu dengan yang lainnya. 

Pelajaran yang ingin Allah sampaikan dengan pengelompokan berdasarkan keturunan ini, agar umat manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan untuk saling mengenal tanpa memandang ras, suku, bangsa. Pendapat ini disampaikan Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah.

Sedangkan Al Maraghi berpendapat adanya pemindahan arah kiblat dari Baitulmaqdis menuju Masjidil Haram merupakan penjelasan bahwa kecintaan pada tanah air dibuktikan dengan perbuatan serta apa yang telah seseoranh berikan kepada tanah air. Karena menjadi suatu keharusan bagi umat Islam mencintai tanah kelahirannya menjunjung tinggi martabat tanah air tersebut. 

 

Dari ketiga ayat Alquran di atas menyatakan secara implisit bahwa nasionalisme sebagai salah satu alat yang digunakan untuk mempersatukan bangsa tanpa melihat kepada latar belakang perbedaan ras, suku, dan bangsa. Perlunya implementasi yang nyata bukan sekadar berhenti pada seruan "cinta kepada tanah air sebagian dari iman".  

Sumber: mui.or.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement