Selasa 21 Sep 2021 07:27 WIB

Arab atau Yahudi yang Lebih Dulu Masuk Palestina? 

Klaim Yahudi mereka masuk ke Palestina lebih awal tidak berdasar

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Klaim Yahudi mereka masuk ke Palestina lebih awal tidak berdasar. Ilustrasi penjajahan Al Aqsa Palestina
Foto:

Dari generasi ke generasi, mereka hidup di kota tersebut. Datanglah suatu masa ketika mereka dipimpin seorang raja bernama Salim al-Yabusi. 

Dia mendirikan sebuah bangunan di arah tenggara (fondasi) Al Aqsa. Sejak itu, Salim mengganti nama kota Yebus menjadi Ursaaliim yang berarti 'Kota Salim' atau 'Kota Keselamatan'. Dari nama ini, kelak orang-orang Yahudi mendapat sebutan bagi Baitul Maqdis, yakni Yerusalem.

Padahal, nama Ursaaliim sudah ada jauh sebelum bangsa Israil lahir. Untuk diketahui, Israil adalah gelar bagi Nabi Yaqub yang berarti 'dia yang menyeru Tuhannya.'

Setelahnya, muncul raja bernama Malki Shadiq memimpin suku Kanan. Dialah yang menyambut kedatangan Nabi Ibrahim, yang hijrah dari lembah Eu frat-Tigris, Irak. Sesampainya di Palestina, Ibrahim AS menyebut keturunannya sebagai orang-orang Ibri. 

Nama itu berasal dari kata abara yang berarti 'memotong jalan' atau 'menyeberang lembah'. Maksudnya, dahulu beliau dan keluarganya datang dengan menyeberangi Sungai Eufrat untuk sampai ke Palestina, sesuai petunjuk wahyu. Dari nama Ibri itulah muncul istilah Ibrani atau Hebrew. 

Sepeninggalan Ibrahim AS, dua orang putranya Ismail dan Ishaq meneruskan dakwah tauhid. Nabi Ismail tinggal di Makkah, Jazirah Arab. 

Baca juga : Kumandang Adzan Bisa Jadi Perantara Pencegah Bencana

Adapun Ishaq di Palestina bersama bangsa Kanan. Untuk jangka waktu lama, bangsa ini beserta keturunan Ibrahim AS hidup dalam damai dan kesejahteraan. 

Sejak 1.800 SM, Mesir ditaklukkan bangsa Hyksos. Sekira 200 tahun kemudian, Palestina pun jatuh ke tangan bangsa tersebut. 

Nabi Yusuf hidup di Mesir sekitar 1630-1520 SM. Nabi Musa AS, yang diperkirakan hidup sekitar 1212 SM, berhasil membawa Bani Israil yakni keturunan Nabi Yaqub bin Ishaq keluar dari Mesir. Namun, umat beliau enggan memasuki Negeri Palestina. 

قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا ۖ فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ

“Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." (QS Al Maidah ayat 24).   

Berpuluh-puluh tahun kemudian, barulah Bani Israil bisa memasuki Palestina. Mereka dipimpin Nabi Yusya bin Nun, yang waktu mudanya begitu setia mendampingi Musa AS. Namun, kaum ini hanya mampu menduduki Jericho, tidak berhasil menguasai al-Quds.

Selanjutnya, Allah SWT mengangkat Daud AS sebagai nabi-Nya untuk Bani Israil. Beliau bersama Thalut berhasil mengalahkan kepala suku Kanan, Jalut. Mahdy mengatakan, kalaulah saat itu bangsa Kanan tak terjerumus dalam kesyirikan, tidak mungkin Daud memeranginya. 

 

Selama 39 tahun, Daud memimpin kaumnya dengan beribu kota di Al Quds yang namanya kemudian lebih masyhur saat itu sebagai Kota Daud. Penerus Daud ialah putranya, Sulaiman AS.     

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement