REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai pengelana, Ibnu Batutah merasakan betul perubahan signifikan penginapan di sepanjang jalur Afrika dan Asia. Penginapan atau wisma yang menjadi tempat beristirahat bagi para pengelana, pedagang maupun peziarah itu berada di sejumlah titik di tepi jalur-jalur perdagangan, salah satunya Jalur Sutra. Penginapan itu disebut karavanserai.
Saat melintasi delta Sungai Nil pada tahun 1326, Di Karavanserai tempatnya menginap, Ibnu Batutah naik ke atap dengan letih. Kemudian, dia dikejutkan oleh sesuatu yang tak biasa ada dalam perjalanannya. Ia menemukan kasur jerami, tikar kulit, tempat wudhu, kendi berisi air, dan gelas minum di atap tersebut. Untuk abad ke- 14, fasilitas seperti ini sudah sekelas bintang empat.
Tanpa tempat beristirahat yang aman dan nyaman seperti itu, perjalanan Ibnu Batutah selama 28 tahun melintasi Afrika dan Asia mungkin tak akan pernah terjadi. Berabad-abad lamanya sebelum itu, perjalanan jarak jauh selalu menjadi masalah karena penuh risiko.
Namun, lambat-laun pergeseran terjadi. Ada perubahan pada sistem penginapan bagi para pengelana. Hal ini menjadi angin segar bagi orang-orang yang kerap melakukan perjalanan jauh melintasi negara, bahkan benua, seperti pedagang, peziarah, dan pengelana.