Ibnu Batutah mendiktekan ingatannya tentang perjalanan yang ia lakukan pada Ibnu Juzayy, yang merupakan seorang penulis istana, di Fez, Maroko. Penulisan ini dilakukan atas perintah raja Dinasti Marinid di Maroko, Sultan Abu ‘Inan.
Di dalam Rihlah, Ibnu Batutah berkisah soal berbagai fenomena sosial, budaya, dan politik yang ia temui di kota yang dilaluinya. Ibnu Batutah tertarik dengan bagaimana para raja memerintah dan bagaimana masyarakat biasa hidup sehari-hari.
Lantaran perjalannya sebagian besar dilakukan di wilayah-wilayah Dunia Islam, maka buku catatan Ibnu Batutah ini pada hakikatnya berisi gambaran perihal proses Islamisasi yang tengah berlangsung di berbagai tempat di Asia dan Afrika.
Ibnu Batutah berkawan dengan para penguasa maupun para ulama setempat, dari siapa ia mendapat informasi untuk bukunya. Di Rihlah ia menerangkan raja atau ulama di wilayah mana yang cerdas dan dermawan, atau sebaliknya, pada petualang seperti dirinya.
Sebagian raja atau ulama memang baik padanya, namun ada juga yang kikir dalam memberikan bantuan. Ia pernah menyebut qadi Mekkah sebagai orang yang baik, sementara anak seorang kalifah di India sebagai sosok yang pelit.