Senin 07 Jun 2021 22:55 WIB

Kisah di Balik Perpustakaan Tua Afghanistan

Di perpustakaan tua Afganistan tersimpan puisi Afganistan yang lembut dan mendalam.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Warga Afganistan
Foto:

Ia bergabung dengan Asosiasi Penyair. Itu didirikan oleh para anggotanya, cendekiawan, penulis naskah drama, guru, dan penyair dari seluruh negeri pada 1965. Mereka berkumpul untuk membaca, berbagi karya dan sumber daya mereka satu sama lain.

Wujodi mengatakan, itu adalah ruang yang penuh dengan semangat dan harapan. "Hanya ada energi semacam ini yang kita semua dapatkan dari satu sama lain dan berikan satu sama lain," ucapnya.

Menurut Wujodi, para penyair belum pernah menerima dukungan semacam itu atau mengalami rasa persahabatan seperti itu sebelumnya.

Bersama dengan tiga anggota asosiasi tersebut, ia melanjutkan untuk mendirikan Perpustakaan Umum Kabul pada 1966. Awalnya, Wujodi bekerja sebagai petugas perpustakaan, menata dan membuat katalog buku, majalah, dan surat kabar menggunakan sistem kartu katalog manual. Kemudian dia mengambil alih bagian majalah, mengaturnya berdasarkan tanggal dan subjek. 

Wujodi pensiun beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi dia terus muncul setiap hari di perpustakaan yang telah menjadi rumahnya, sama seperti dia telah menjadi perpustakaan. Dia sering kali menjadi orang pertama yang tiba setiap pagi, mengalahkan lalu lintas pagi hari pada jam sibuk. Wujodi selalu menjadi orang terakhir yang pergi saat senja tiba di ibu kota.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement