Rabu 10 Mar 2021 08:17 WIB

Isra Miraj Hingga Sidratul Muntaha, Seperti Apa Gambarannya?

Rasulullah SAW menjalani isra miraj hingga Sidratul Muntaha

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menjalani isra miraj hingga Sidratul Muntaha. Ilustrasi Isra Miraj Rasulullah
Foto:

Menurut Syahrullah, Rasulullah berada di tempat tertinggi ini ketika dimirajkan Allah SWT dan dijelaskan Alquran bagaimana keluhuran akhlaknya yang tidak memandang ke sana-kemari ataupun mengalihkan pandangan ke arah yang lain karena menyaksikan keindahan di dalamnya.  

Di Sidratul Muntaha itu terdapat Jannah Ma’wa, sebuah tingkatan surga yang indah nan lengkap tiada tara yang disediakan bagi hamba Allah SWT yang bertakwa. 

Syahrullah mengatakan sholat adalah satu-satunya kewajiban kepada Rasulullah SAW secara secara lisan (musyafahah) langsung di tempat itu. Di Sidratul Muntaha ini juga, Nabi Muhammad SAW juga melihat Jibril dengan rupa aslinya. 

Namun, menurut dia, sebuah persoalan kontroversial juga muncul, yaitu apakah dalam urusan diterimanya perintah sholat itu Rasulullah SAW melihat Allah SWT? 

Kalangan sahabat juga berbeda pendapat meresponsnya. Ibn Abbas mengiyakan, sedangkan Aisyah menolaknya. Syekh Mutawalli al-Sya’rawi menjelaskan bahwa Rasulullah SAW hanya melihat cahaya secara langsung, karena melihat Allah SWT secara hakiki itu hanya terjadi di akhirat kelak. “Adapun Rasulullah SAW melihat Allah SWT dengan mata hatinya semasa di dunia, itu dapat terjadi,” tutur dia.  

Dia menjabarkan, bahwa Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berjumpa dengan nabi dan rasul lainnya Ketika dimirajkan, seperti Nabi Adam di langit pertama, Yahya dan Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. 

“Harus kita ingat bahwa para nabi dan rasul, meski lahir dari ibu yang berbeda, mereka bersaudara sama penyeru ketauhidan kepada Allah SWT dan meneladankan kebaikan,” ujar dia. 

 

Syahrullah mengatakan pengalaman mengemban dakwah oleh para nabi dan rasul sebelumnya adalah pelajaran bagi Nabi Muhammad SAW. Itulah salah satu hikmah kisah nabi-nabi di dalam Alquran, agar menjadi motivasi bagi diri Rasulullah SAW dalam menghadapi tantangan menebar dakwah Islam.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement