Sabtu 20 Feb 2021 17:01 WIB

Benarkah Nabi SAW Perintah Bunuh Non-Muslim Sampai Beriman?

Terdapat hadits disalahpahami tentang membunuh non-Muslim

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat hadits disalahpahami tentang membunuh non-Muslim. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto:

Hadits di atas menggunakan kata qatilu bukan uqtulu. Ini berarti peperangan tidak harus menumpahkan darah. Jadi, hadits di atas tidak wajar dipahami membunuh. Akan lebih tepat jika dipahami sebagai melakukan tindakan tegas yang menghalangi mereka dalam mencapai tujuan mereka.

Perlu diingat, banyak hadits yang melarang membunuh non-Muslim yang hidup damai di negeri kaum Muslim sehingga mereka memperoleh jaminan keamanan. Dalam konteks ini, Rasulullah bersabda sebagaiman yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA: 

عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ عمر رضي الله عنهما، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَد مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا 

“Siapa yang membunuh (non-Muslim) yang telah dijamin keamanannya maka dia tidak akan menghirup aroma surga, padahal aromanya tercium dalam jarak perjalanan selama 40 tahun.” (HR Bukhari).

Bahkan, Allah secara tegas memerintahkan untuk membiarkan non-Muslim menganut kepercayaannya. Allah juga memerintahkan untuk bekerja sama dalam memelihara tempat peribadatan non-Muslim. Allah berfirman dalam surat al-Hajj ayat 40:

ۨالَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّآ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَّصَلَوٰتٌ وَّمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللّٰهِ كَثِيْرًاۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ

"(yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa."

 

Dapat dilihat, sasaran yang diperangi menurut hadits di atas adalah kaum musyrik yang memerangi kaum Muslim dan kala itu bermukim di Jazirah Arab.

Yang perlu disoroti yakni memeranginya bukan tujuan memaksa mereka memeluk Islam melainkan memerangi sikap mereka yang menghalangi kaum Muslim melaksanakan tuntunan agamanya.

Jadi, perang yang dimaksud tidak harus sampai ke tingkat pembunuhan tapi dalam batas tegaknya kebebasan beragama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement