Senin 25 Jan 2021 06:42 WIB

Detik-Detik Terakhir Kehidupan Hasan

Hasan merupakan cucu Nabi Muhammad.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Detik-Detik Terakhir Kehidupan Hasan. Foto:    Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto:

JAKARTA -- Mendengar ungkapan kakaknya itu, al-Husain pun menangis (Al Bidayah wan Nihayah). Dia akhirnya yakin betul bahwa ajal dan waktu perpisahan al-Hasan dengan orang-orang terkasih segera tiba. 

Al-Hasan kemudian menoleh ke arah orang-orang yang ada di sekitarnya, lalu berkata: "Kuburkan aku di dekat ayahku", maksudnya Nabi, "kecuali jika kalian khawatir hal itu akan menimbulkan penumpahan darah. Jika kalian khawatir demikian maka janganlah kalian menumpahkan setetes darah pun karena keinginanku. Kuburkan saja aku di pemakaman kaum muslimin!" (Tarikh Dimasyq).

Setelah itu, al-Hasan mengirim utusan kepada Ummul Mukminin Aisyah guna meminta izin agar dirinya dimakamkan di dekat makam Nabi. Al-Hasan berkata kepada al-Husain: "Setelah aku meninggal nanti, mintalah kesediaan Aisyah agar aku dimakamkan bersama Nabi, karena mungkin ia malu padaku. Jika ia mengizinkan, makamkan aku di rumahnya". Aisyah pun mengabulkan permintaan al-Hasan ini (Akhbarul Madinah).

Penyakit al-Hasan semakin parah, limpanya terluka, dan hatinya pecah. Racun mulai menyebar ke sekujur tubuh, hingga memutus ususnya. Dia bahkan sempat memuntahkan sebagian isi perutnya yang telah hancur. Saat itulah ia yakin bahwa kematian sudah sangat dekat. Meskipun demikian, kondisi ini tidak membuatnya lalai untuk mengingat Allah. 

Al-Hasan berkata kepada orang-orang di sekitarnya, "Bawa aku ke padang yang luas, agar aku bisa melihat kerajaan-kerajaan langit". Maksudnya, melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Maka pembaringannya digotong ke luar. 

Setelah berada di luar, ia menengadahkan pandangannya ke atas dan berucap: "Ya Allah, sungguh, aku mengharap pahala atas kematianku di sisi-Mu, aku tidak akan menuntut balas atasnya, dan nyawaku ini adalah nyawa yang paling berharga bagiku" (Tarikh Dimasyq).

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement