Kamis 21 Jan 2021 15:58 WIB

Mengapa Allah SWT 'Mengambil' Seluruh Putra Rasulullah SAW?

Seluruh putra Rasulullah SAW meninggal saat masih kecil

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Seluruh putra Rasulullah SAW meninggal saat masih kecil, Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto:

Para ahli bahasa memberikan makna terhadap kalimat 'khatama' dalam surth Al-Ahzab ayat 40 itu dengan al-Istitsaqu wal man'u, artinya memastikan dan menolak sesuatu.

Dengan demikian, Alquran menyebutkan Muhammad sebagai khatamannabiyyin, artinya pasti dan tidak ragu bahwa Muhammad sebagai Nabi terakhir dan menolak orang yang mengaku Nabi di kemudian hari.  

Menurut para mufasir, ada tiga tafsiran tentang kata khatamannabiyyin tersebut. Pertama, khatamannubuwwah, penutup kenabian. Kedua, Allah SWT menyempurnakan kenabian dan rasul sejak awal sampai akhir dengan diutusnya Rasulullah SAW. Ketiga, Muhammad paling akhir di antara para Nabi Allah yang diutus.  

Dikutip dari Kitab Al-Wafa, Ibnu Abbas, sahabat sekaligus ahli tafsir terkemuka di zaman Nabi mengomentari ayat di atas, "Seolah-olah Allah berkehendak dengan firmanNya, kalaulah Allah tidak menutup nabi-nabi dengan kenabian Muhammad, seolah Allah berfirman, pasti Aku jadikan seorang nabi di antara anaknya. Tapi Allah Mahamengetahui terhadap segala sesuatu. Mengapa tidak menjadikan salah satu anak Muhammad sebagai nabi dan rasul karena memang Allah berkehendak Muhammad sebagai Nabi terakhir." 

Salah satu logika yang digunakan Ibnu Abbas adalah bukti sejarah yang menunjukkan bahwa tiga putra beliau dua dari khadijah, pertama, Qasim, sehingga beliau SAW dipanggil Abul Qasim, lahir sebelum beliau diangkat menjadi nabi dan meninggal dalam usia dua tahun. 

Kedua, Abdullah yang dijuluki Ath-Thayyib dan Ath-Thahir karena dia dilahirkan dalam Islam meninggal dunia setelah lahir beberapa hari. Ketiga, putra dari Mariah Qibtiyah bernama Ibrahim meninggal dalam usia 16-18 bulan. 

 

Kalaulah putra beliau SAW, hidup sampai dewasa, tidak mustahil di kemudian hari orang akan mendewakan salah satunya dan mengangkatnya sebagai nabi. Tapi Allah mentakdirkan tidak menjadikan seorang pun hidup sampai dewasa.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement