Selasa 29 Dec 2020 05:47 WIB

Kala Rasulullah SAW Mengalami Sakaratul Maut

Bumi, langit, dan penghuninya bersedih melepas kepergian Nabi Muhammad yang mulia

Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto:

"Sesungguhnya kubur itu awal persinggahan dari persinggahan-persinggahan akhirat. Barang siapa yang selamat darinya, maka yang sesudahnya lebih mudah darinya. Barang siapa yang tidak selamat darinya, maka yang sesudahnya lebih sukar darinya." (HR Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Utsman bin Affan RA).

Kematian memiliki arti berbeda bagi setiap individu. Khususnya antara orang beriman dengan orang kafir. Kematian akan menjadi peristiwa penuh nikmat jika dialami oleh mukmin.

Sebaliknya, dia akan mengalami kesengsaraan apabila dia termasuk orang yang ingkar. Rasulullah SAW mengistilahkan orang mukmin yang wafat dengan mustarih. Artinya, orang-orang yang beristirahat.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa hamba-hamba beriman beristirahat dari kelelahan dunia dan segala yang menyakitinya menuju kasih sayang Allah SWT.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga bercerita saat seorang mukmin didatangi oleh maut disampaikan kepadanya berita keridhaan dan kedermawanan Allah SWT. Maka tidak ada yang lebih dicintai olehnya dari apa yang ada dihadapannya.

Dia pun senang berjumpa dengan Allah dan Allah pun senang berjumpa dengannya. Dalam surah Ali Imran ayat 169, Allah SWT berfirman: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb-nya dengan mendapat rezeki."

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement