REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan, kekayaan, dan orang-orang yang kita cintai adalah berkah yang dipinjamkan Allah SWT, namun tak jarang manusia lupa berkah tersebut hanyalah titipan yang dapat diambil kapan pun. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya semua urusannya baik dan ini bukan untuk siapa pun kecuali orang beriman. Jika sesuatu kebaikan/kebahagiaan menimpanya, dan dia bersyukur maka itu baik untuknya. Jika sesuatu yang merugikan menimpanya, dan dia sabar maka itu baik untuknya,” (HR. Muslim).
Dalam Alquran, dijelaskan nikmat dan keberkahan hanyalah titipan, dan dunia adalah ladang untuk berbuat kebaikan. Adapun terdapat empat kunci untuk meyakinkan diri atas segala titipan Allah SWT dan belajar mengikhlaskan segala kehilangan.
Selalu yakin kepada Allah SWT, Nabi-Nya dan Kitab-Nya
Keyakinan kita kepada Allah dan Nabi-Nya (SAW) dan dalam kitab-Nya (Alquran) memungkinkan kita memahami kita diberi hidup ini sebagai kesempatan, cara untuk mencapai kebahagiaan sekarang dan nanti, di kehidupan setelahnya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Mulk ayat 2, “Dialah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan, jadi Dia dapat menguji Anda siapa di antara Anda yang terbaik dalam perbuatan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengampun.”
Senantiasa berbuat baik
“Barangsiapa melakukan kebaikan, perbuatan benar, baik laki-laki atau perempuan, dan beriman, pasti Kami akan membuat dia (atau dia) menjalani kehidupan yang baik, dan pasti Kami akan membayar seperti ini pahala mereka sesuai dengan yang terbaik dari apa yang biasa mereka lakukan.” (An-Nahl: 97)
Secara harfiah, waktu hidup manusia sangatlah terbatas, dan sudah sepatutnya manusia berlomba berbuat kebajikan dan menyempurnakan akhlak dan moral seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW semasa hidupnya. Perlu ditanamkan bahwa segala perilaku dan amal kita di dunia merupakan penentu kehidupan kita di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, "Saya hanya dikirim untuk menyempurnakan karakter moral yang baik." (HR. Ahmad)