Selasa 15 Dec 2020 05:55 WIB

2 Bajak Laut Legenda Ottoman Ternyata Mualaf dari Yunani

2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman . Ilustrasi Pasukan Ottoman
Foto:

Kisah kepahlawanan mereka menjadi buah bibir bagi masyarakat Muslimin Afrika Utara, tetapi justru menjadi stigma di tengah orang-orang Nasrani. Folklor Italia memelesetkan namanya menjadi si janggut merah-barbarossadalam bahasa setempat.  

Pada dasawarsa awal abad ke-16, Baba Oruc berjuang mengusir invasi Spanyol dari Afrika Utara, khususnya Aljir (Aljazair). Sejak 1516, ia menjadi pemimpin wilayah Aljazair dan sekitarnya. Untuk melindungi rakyat setempat, pilihan terbaiknya ialah bekerja sama dengan Utsmaniyah. Ia mengirimkan utusan dan berbagai hadiah kepada Sultan Selim I.  

Sebagai balasan, dirinya ditunjuk selaku gubernur (bey) Utsmaniyah untuk kawasan Mediterania Barat yang berkedudukan di Aljir. Sang sultan juga memberikan untuknya dukungan persenjataan, armada, dan beberapa pasukan yanisari. 

Pada Mei 1518, Spanyol menyerang Tlemcen-sekitar 500 km arah barat Aljir. Oruc gugur dalam pertempuran di sana. Sepeninggalannya, Hayreddin mengambil alih komando atas pasukan untuk melawan aliansi Spanyol. Setelah berjuang sekian lama, akhirnya pada 29 Mei 1529 Aljir dapat direbut kembali oleh corsair Muslim ini. 

Keberhasilan itu dicapai terutama berkat dukungan dari Konstantinopel. Kepada Heyreddin, Sultan Suleiman I al-Qanuni memberikan dana, berbagai artileri, dan lebih dari 2.000 pasukan yanisari.

Sokongan demikian dapat dipahami. Sebab, sejak Januari 1529 Utsmaniyah mendeklarasikan perang terhadap sang penerus raja Spanyol Charles V, Ferdinand I. Baik sultan maupun sang corsairmenghadapi musuh bersama, yakni rezim Kristen-Andalusia. 

photo
Kekuasaan Utsmani (Ottoman). - (pinterst)

Pada 1531, Hayreddin sukses merebut Tunis untuk Utsmaniyah.Konstantinopel pun kian yakin akan keandalannya sebagai pemimpin pertempuran di lautan. Dua tahun kemudian, dirinya diundang secara khusus ke Ibu Kota. Di hadapan Sultan Suleiman I dan Perdana Menteri Ibrahim Pasha, corsair Muslim itu diangkat sebagai marsekal atau kapudan pasha.  

Di bawah kepemimpinan Hayreddin Barbarossa, Angkatan Laut Utsma niyah mencapai masa gemilang.Setelah menjadi kapudan pasha, ia langsung menjalankan ekspedisi militer gabungan Turki-Prancis. 

 

Setelah sukses menyerang bandar-bandar di Teluk Naples, sasaran selanjutnya adalah Lazio, Terracina, bahkan Ostia-yang hanya berjarak 30 km dari Roma. Karena itu, penduduk Roma segera membunyikan lonceng-lonceng gereja mereka sebagai tanda keadaan sangat genting. "Keahliannya dalam menerjang lautan membuatnya cepat terkenal sebagai salah satu kelompok paling tangguh di seluruh Mediterania. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement