Maroko
Di Maroko, kalangan sufi memandang peringatan maulid Nabi dalam hierarki hari besar Islam sebagai yang kedua setelah Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam perayaan itu, syair mistis dan prosesi para darwis (pengikut tarekat) seperti Tarekat Isawiyah dan Hamadza, kadang-kadang menjadi bagian integral peringatan maulid Nabi. Sering kali perayaan seperti ini berakhir dengan tidak sadarkan diri, yang bagi golongan lain dianggap tidak sesuai dengan watak dan misi peringatan itu.
Tunisia
Muslim menyanyikan lagu pujian kepada Muhammad, sebagai bentuk penghormatan atas hari kelahiran Nabi. Perayaan maulid nabi biasanya digelar dengan pembacaan Qashidah Al Hamziyah karya Imam Al Bushiry dengan judul kitabnya Ummu al-Qura fi Madhi Khoiri al-Wara, lalu diakhiri dengan doa sambil menghadap kiblat.
Di kalangan keluarga-keluarga Tunisa, perayaan maulid Nabi lebih meriah daripada Lebaran Idul Fitri. Selain membaca Qashidah Al Hamziyah, mereka biasanya membuat Assidat Zgougou, yaitu sejenis bubur manis khas Tunis.
India
Di antara negara-negara non-Muslim, India terkenal karena perayaan maulidnya. Peninggalan Nabi Muhammad akan ditampilkan setelah sholat Subuh di negara bagian India, Jammu dan Kashmir, di Hazratbal Shrine.
Pada perayaan Maulid, para wanita di India akan berbondong-bondong menuju ke salah satu tempat suci di negara tersebut, yakni Masjid Hazratbal untuk menyaksikan secara langsung sehelai jenggot milik Nabi Muhammad SAW. Biasanya pada 11 dan 12 Rabiul Awwal bioskop-bioskop di India akan menayangkan film-film yang religius.
Baca juga: Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Nusantara