Selasa 06 Oct 2020 23:41 WIB

Islam Wariskan Peradaban Gemilang di Kordoba Spanyol

Peradaban gemilang di Spanyol merupakan warisan dari umat Islam.

Rep: Yusuf A/ Red: Nashih Nashrullah
Peradaban gemilang di Spanyol merupakan warisan dari umat Islam. Istana Kordoba di Spanyol.
Foto: Observer
Peradaban gemilang di Spanyol merupakan warisan dari umat Islam. Istana Kordoba di Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sebelum berada di bawah kekuasaan Islam, keadaan Kordoba tak seelok itu.

Kota yang penting, namun tak diurus dengan baik, ujar Ehsaan Masood dalam Ilmuwan Muslim Pelopor di Bidang Sains Modern, yang memberikan gambaran Kordoba sebelum kedatangan Abd al-Rahman, pangeran muda Dinasti Umayyah pada abad ke-8 Masehi.

Baca Juga

Abd al-Rahman mengubah kota itu secara drastis. Kordoba tak hanya menjelma sebagai pusat ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, tapi juga kota metropolitan yang indah serta tertata rapi. Penataan Kordoba menandai pula puncak kejayaan pemerintahan Abd al-Rahman di dunia Barat.  

Julukan permata dunia dinisbatkan pada Kordoba. Bukan tanpa dasar sebutan itu muncul. Sebab, Kordoba yang berada di wilayah Andalusia (Spanyol) itu sarat keindahan dan kemegahan. Umat Islam memainkan peran penting dalam membangun Kordoba yang mengundang decak kagum itu.

Kehebatan Kordoba menjadi simbol penting. Dalam History of the Arabs, Philip K Hitti tak ragu menyejajarkan Kordoba dengan dua kota masyhur lainnya di abad pertengahan, yaitu Baghdad, ibu kota pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan Konstantinopel. Umat Islam, jelas dia, membangun Kordoba dengan kemampuan terbaiknya. 

Terdapat bangunan-bangunan berarsitektur indah, menara-menara tinggi, tembok besar, jalan-jalan yang lebar, kanal kota, juga pusat pendidikan dan ekonomi. Kordoba segera memperoleh popularitas internasional serta membangkitkan pesona dan kekaguman bagi para pengunjungnya.

Philip Hitti mencatat, pada puncak kejayaannya, Kordoba memiliki sekitar 130 ribu unit rumah tinggal, 73 perpustakaan besar, toko buku, masjid, istana, serta 21 kota satelit.

Demikian pula bermil-mil jalan mulus yang memudahkan akses transportasi bagi warga dan para pedagang. Sementara itu, dari catatan Thomas F Glick, pada masa Abd al-Rahman I memegang kekuasaan, populasi di Kordoba sudah mencapai 25 ribu jiwa. Jumlah itu terus bertambah hingga menjadi 100 ribu jiwa pada abad kesepuluh, katanya dalam artikel yang berjudul Islamic and Christian Spain in the Early Middle Ages. 

Pertumbuhan kota tak terelakkan, terutama terkait penyediaan lahan perumahan serta perekonomian. Kordoba adalah magnet bagi penduduk dari berbagai wilayah dan negara. Karenanya perlu diatur sedemikian rupa. Seluruh pembangunan diarahkan ke area-area tertentu sesuai fungsinya.

Begitu pula mulai muncul kota-kota satelit baru guna menunjang kehidupan di kota utama. Glick menyebutkan, struktur dan tata kota dikembangkan mengikuti sistem peninggalan bangsa Romawi. Kordoba sendiri dirancang sebagai kota terpadu. Di dalamnya mencakup fasilitas pemerintahan, perdagangan, maupun permukiman. 

Untuk itu, sistem jalan yang representatif dan terintegrasi sangat dibutuhkan. Seperti ciri kota Romawi lainnya, Kordoba dibangun bak benteng dengan pintu gerbang utama di empat penjuru mata angin. Muslim mengembangkan rintisan tata kota peradaban Romawi ini.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement