Selasa 04 Aug 2020 20:16 WIB

Kesantunan Berbahasa dalam Islam

Umat Islam harus mencontoh Rasulullah dalam pengamalan kesantunan berbahasa.

Kesantunan Berbahasa dalam Islam
Foto:

Jauh lebih Sempurna

Mari kita pahami dengan sebaik-baiknya bahwa kesantunan berbahasa menurut Alquran dan hadis jelas jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kesantunan berbahasa menurut kaidah pragmatik. Kesantunan berbahasa dalam Islam berlaku bagi semua pengguna bahasa. Orang yang berstatus sosial tinggi pun harus santun berbahasa kepada orang yang berstatus sosial rendah. Pemimpin santun berbahasa kepada orang yang dipimpin. Meskipun diperlakukan buruk, baik dengan perbuatan maupun ucapan, umat Islam harus tetap santun! Membalas perlakukan buruk, tidak boleh lebih buruk. Berbeda halnya kesantunan berbahasa menurut kaidah pragmatik; orang yang berstatus sosial rendahlah yang harus santun berbahasa kepada orang yang berstatus tinggi.

Sementara itu, dalam hadis berikut kita ketahui bahwa orang yang terhalang kelemahlembutannya, dia terhalang kebaikannya. Demi­kianlah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa sudah terhalang kelemahlembutannya, ber­arti dia sudah terhalang kebaikannya, atau barangsiapa lagi terhalang kele­mahlembutannya, berarti dia lagi terhalang kebaikannya.” (HR Muslim)

Mungkin­kah kita diberi rahmat oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala sehingga dapat bersikap se­perti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Sama benar dengan beliau, tidak mungkin. Namun, se­lama kita mau berikhtiar dan berdoa, rahmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala itu pun dapat kita peroleh. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana ikhtiar kita? Ba­nyak yang dapat kita lakukan. Di antaranya ada­lah (1) bergaul dengan orang saleh, (2) mengaji dengan tadarus dan tadabbur, dan (3) mengamalkan hasil yang kita peroleh melalui kedua jalan itu.

Pergaulan sangat berpengaruh ter­hadap sikap kita. Jika kita bergaul dengan orang saleh, insya Allah ke­salehannya berpengaruh kepada kita. Orang saleh bertutur sesuai dengan akhlak yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebaliknya, jika kita bergaul dengan orang yang akhlak bicaranya tidak sesuai dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita pun dapat terpe­nga­ruh. Aktif me­ngaji secara cerdas mengondisikan kita dapat mema­hami secara utuh dan benar kesantunan berbahasa yang di­tuntunkan Allah Subhaanu wa Ta’ala dalam Alquran dan keteladan­an Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pertanyaan yang mendasar adalah mengapa ada umat Islam yang berbi­cara kasar dan kotor? Jawaban­nya terpulang pada kualitas iman dan takwa mereka masing-masing. Lalu, bagai­mainakah kesantunan berbahasa kita? Mari mawas diri!

Mohammad Fakhrudin, Dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo

Nidaan Hasana, Pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Tempuran Kabupaten Magelang

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/08/03/kesantunan-berbahasa-dalam-islam/

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement