Rabu 15 Jul 2020 04:45 WIB

Siapa yang akan Diqurbankan Ibrahim, Ishaq atau Ismail AS?

Terdapat perbedaan pendapat siapakah yang akan diqurbankan Ibrahim

Terdapat perbedaan pendapat siapakah yang akan diqurbankan Ibrahim. Ilustrasi
Foto:

7. Tatkala Nabi Muhammad SAW ditanya tentang qurban, Beliau menjawab: Qurban adalah sunnah (kebiasaan) bapakmu Ibrahim. Dan Abu Al-'Arab (leluhur orang Arab) adalah Ismail bin Ibrahim, bukan Ishaq  bin Ibrahim. Sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa qurban Ibrahim dilaksanakan di Makkah bukan di Syam, sebagai jawaban atas doa Ibrahim kepada Tuhannya: 

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim: 37)

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” ( QS al-Hajj: 27)

 

8. Ahlul Kitab berpendapat: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan satu-satunya anakya (anak semata wayang). Anak semata wayang itu adalah Ismail, karena Ishaq tidak bisa dikatakan satu satunya anak karena sewaktu ia dilahirkan sudah ada Ismail. Telah disebutkan dalam kitab suci mereka bahwa Ismail dilahirkan ketika Ibrahim berumur 86 tahun, sedangkan Ishaq dilahirkan ketika ia berumur 99 tahun. Dengan demikian anak yang pertama dilahirkan adalah Ismail, dialah ketika itu anak semata wayang, dia pulalah yang disuruh untuk dijadikan qurban. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam kitab Tafsir Ibn Katsir sewaktu menafsirkan ayat : فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ  (QS al-Saffat: 101)

9. Para ulama salaf berpendapat, bahwa yang diqurbankan itu Ismail AS, sebagaimana yang diriwayatkan  Atha bin Abi Rabah dari Ibn Abbas, dan Mujahid dari Ibn Umar, bahwa al-Sya’bi berkata: Saya melihat dua tanduk domba jantan di Ka'bah, demikian pula Umar bin Abdul Aziz (orang Yahudi asal Syam) yang telah memeluk Islam. Ia bersaksi bahwa yang diqurbankan adalah Ismail. Abu Amr bin al-‘Ala  ditanya al-Asmu'i  tentang qurban, dia menjawab: Di mana pikiran anda ini, kapan Ishak tinggal di Makkah? Ismail lah yang tinggal di Mekah, dan dialah yang membangun Ka’bah bersama ayahnya dan pengorbanan pun dilaksanakan di Makkah.  

Al-Alusi, setelah ia menuturkan pendapat para ulama tentang hal itu, ia berpendapat: “Saya cenderung berpendapat bahwa yang dikorbankan itu Ismail AS karena pendapat itu diriwayatkan dari banyak imam Ahlul Bait dan  tidak tahu kesahihan hadits yang berbeda dengannya.” 

Buku-buku Sirah Nabawiyah (Biografi Nabi SAW) antara lain buku Zādul Ma'ād karya Ibn al-Qayyim dan referensi lainnya menyimpulkan bahwa yang jadi qurban itu Ismail AS. Demikian pula pendapat sebelumnya yang diperkuat hadits  riwayat al-Hakim dari Muawiyah bahwa Rasul SAW tidak menyangkal orang yang menyebutnya ‘ Ibn al-Zabīhīn” (anak keturunan korban). Sebagaimana diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan darinya, bahwa beliau bersabda:  «أنا ابن الذبيحين».  "Saya adalah putra korban." 

photo
Bersujud (ilustrasi). - (Reuters)

10. Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rāwy berpendapat: Korban itu Ismail AS ia mengutip firman Allah SWT:

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam: 54)

Firman Allah SWT : إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ (Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya) merupakan sifat yang menonjol pada diri seseorang, sekalipun sifat itu bisa saja tampak pada diri orang lain. Ismail AS  tulus dalam berjanji soal hidup dan mati, ketika dia berkata kepada ayahnya:

قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS al-Shaffat: 102)  

Jawaban Ismail ini diungkapkan ketika bapaknya (Ibrahim) memberitahu, seakan-akan Ibrahim meminta pendapat anaknya: 

“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” (QS al-Shaffat: 102)

Ibrahim kawatir melakukan qurban anaknya  tanpa memberitahunya terlebih dahulu,  Ibrahim sangat menyenangi jika anaknya berserah diri untuk dijadikan qurban sebagi sikap taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah, sehingga ia  akan mendapat pahala dari-Nya. Ismail pun berkata kepada bapaknya: Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah.  

Adapun janji Ismail yang telah dilaksanakannya dengan benar adalah sebagaimana diungkapkan dalam Alquran ستجدني إِن شَاءَ الله مِنَ الصابرين (engkau akan mendapatkanku in syaa Alah termasuk orang-orang yang sabar). Ismail telah menepati janjinya dengan tepat dan benar. Ia telah menyerahkan diri untuk jadi qurban, tanpa ragu-ragu dan bimbang. Makanya ia berhak untuk mendapat keistimewaan dari Allah: إنَّهُ كَانَ صَادِقَ الوعد (sesungguhnya Ismail adalah seorang yang benar janjinya, Maryam: 54) 

Syekh Mutawalli menambahkan: Ketika Allah SWT menyaksikan penyerahan diri Ibrahim bersama puteranya Ismail atas ketentuan Allah, maka Allah pun langsung menghapus ketentuan itu, lalu menyerunya:

Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim.” Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS ash-Shaffat: 104-107)

Hasil dari kesabaran atas ujian ini Allah SWT menggantinya dengan hewan qurban, dan menyelamatkan Ismail dari rencana untuk dijadikan qurban, lalu Ibrahim diberi putera lainnya : وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ (Dan kami beri Ibrahim Ishaq) .

Ini adalah gambaran Alquran yang mengajarkan kita bahwa jika seorang Muslim menyerahkan diri dan rela kepada ketentuan Allah, maka dia akan menuai buah dari penyerahan diri ini. Wallahu a’alam.

 

*Guru Besar Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement