Jumat 05 Jun 2020 05:27 WIB
Edisi Syawal

Thalhah, Sang Ksatria Perang Uhud

Thalhah membela Rasulullah mati-matian saat Perang Uhud..

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Thalhah, Sang Ksatria Perang Uhud
Foto:

Thalhah seketika panik saat mendapati Rasulullah SAW dikepung dan jadi sasaran serangan pedang. Apalagi pipi Rasulullah SAW nampak mulai mengalirkan darah karena terluka. Kepanikan Thalhah makin menjadi-jadi saat mendengar Rasulullah SAW merintih kesakitan.

Walau satu orang, Thalhah bertarung layaknya satu kompi pasukan melawan kaum Quraisy. Padahal disebutkan lawan yang ingin membunuh Rasulullah SAW jumlahnya seperti belalang yang berkerumun.

Thalhah juga menolong Rasulullah SAW yang terperosok dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mengayunkan pedang tanpa henti. Thalhah sukses membawa Rasulullah SAW mundur ke tempat aman.

Luka yang diderita Thalhah sehabis perang Uhud tak tanggung-tanggung. Rasulullah SAW memerintahkan agar Thalhah segera mendapat perawatan medis. Abu Bakar yang menolong Thalhah meriwayatkan ada puluhan luka tusukan tombak, sobekan pedang, dan tancapan panah. Jari-jari Thalhah juga putus.

"Thalhah selalu berada di barisan terdepan mencari ridha Allah dan membela Rasulullah SAW. Thalhah hidup di tengah masyarakat Muslim, mengabdi kepada Allah. Ia mengukuhkan tiang agama (Islam) yang masih baru saat itu," tulis Muhammad Khalid.

Di sisi lain, Rasulullah SAW menjuluki Thalhah sebagai si Baik Hati atas kedermawanannya. Setiap kali Thalhah mengeluarkan hartanya dalam jumlah besar, maka Allah menggantinya berlipat ganda.

Jika tidak perang, Thalhah memang mengembangkan banyak usaha dan perniagaan. Tak dapat dipungkiri, kekayaan Thalhah sungguh fantasfis jika dihitung dengan ukuran manusia. Namun hartanya tak digunakan demi dirinya saja, melainkan untuk ibadah di jalan Allah. Thalhah seolah tak memasang batas untuk menafkahkan hartanya.

Dalam satu riwayat diceritakan Su'da binti Auf bahwa Thalhah mengalami kegelisahan. Su'da lalu menanyakan kegundahan hati apa yang sedang dirasakan Thalhah.

"Harta yang ada padaku ini semakin banyak hingga menyusahkan dan menyempitkanku," kata Thalhah pada Su'da.

 

Thalhah lalu menerima anjuran Su'da untuk membagikan harta tersebut. Banyak orang dipanggil guna menerima limpahan harta Thalhah sampai tak satu dirham pun tersisa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement