REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Barang siapa ingin melihat seorang laki-laki yang masih berjalan di muka bumi, padahal ia telah memberikan nyawanya, maka hendaklah ia melihat Thalhah". Demikian sanjungan Rasulullah SAW pada Thalhah bin Ubaidulah. Thalhah tercatat sangat berpengaruh di perang Uhud.
Dikutip dari Biografi 60 Sahabat Nabi karya Khalid Muhammad Khalid, diceritakan tak ada kegembiraan yang paling didambakan sahabat seperti yang disandangkan Rasulullah SAW pada Thalhah. Apa rahasia hidupnya hingga mendapat pengakuan begitu tinggi dari Rasulullah SAW.
Thalhah mengetahui kabar kenabian Rasulullah SAW setelah bertemu pendeta di Bashrah dalam perjalanan dagang. Sang pendeta berpesan agar Thalhah tak ketinggalan menjadi rombongan sang nabi pembawa petunjuk, rahmat dan pembebasan.
Pesan sang pendeta seolah menjadi hidayah bagi Thalhah. Walau telah berbulan-bulan di Basrah, ia mencari tahu tentang sosok nabi yang dimaksud sang pendeta.
Hatinya tak tenang jika belum bertemu dan berbincang dengan Rasulullah SAW. Thalhah selanjutnya menjadi pengikut Rasulullah SAW dalam salah satu gelombang pertama orang yang masuk Islam. Sebelumnya, Thalhah sudah menanyai Abu Bakar tentang kafilah dagangnya yang baru saja pulang bersama Muhammad Al-Amin.
Thalhah bukan orang sembarangan. Ia merupakan saudagar terpandang di tanah Arab. Walau begitu, ia tetap mendapat penganiayaan dari kaum Quraisy karena masuk Islam. Thalhah akhirnya mendapat perlindungan dari Naufal bin Khuwailid sang Singa Quraisy. Semenjak saat itu, Thalhah lebih leluasa dalam beraktivitas sebagai Muslim.
Thalhah seperti halnya Sahabat yang lain, mengikuti Rasulullah SAW ketika ada perintah hijrah ke Madinah. Setelah ada perintah memerangi kaum musyrik, Thalhah nyaris tak pernah absen. Ia hanya absen saat perang Badar lantaran mesti memenuhi tugas ke luar Madinah bersama Sa'id bin Zaid.
Kesedihan melanda hati Thalhah karena gagal membela Islam di perang Badar. Ia sempat kaget mendapati rombongan pasukan Muslimin dan Rasulullah SAW yang baru pulang perang. Rasulullah SAW mesti menenangkan hatinya dengan menyebutnya tetap mendapat pahala dan harta rampasan perang setara seperti halnya yang ikut perang.
Diantara semua perang yang diikutinya, perang Uhud jadi panggung terbesar bagi Thalhah. Thalhah melindungi Rasulullah SAW habis-habisan setelah formasi kaum Muslimin hancur karena pasukan panah meninggalkan posnya demi harta rampasan perang.
Thalhah mengetahui Rasulullah SAW akan jadi mangsa kaum Quraisy. Ia langsung menerjang mencari posisi Rasulullah SAW.
Jarak Rasulullah SAW dengan Thalhah tidaklah begitu jauh. Namun sepanjang jalan itu, Thalhah diadang oleh puluhan pedang dan tombak yang mencari mangsanya.