REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika, Rasulullah SAW pernah berlama-lama dalam sujudnya. Sesudah shalat, para sahabat pun bertanya.
"Ya Rasulullah, mengapa engkau berlama-lama dalam sujud?''
Lalu Rasul pun menjawab karena cucunya sedang berada di atas pundaknya. Dalam kisah lain, Nabi Muhammad SAW sedang menggendong anak kecil. Tiba-tiba, si kecil pipis di pelukan Rasulullah. Orang tua si kecil itu memarahi bocah itu sambil membentaknya dengan kasar.
Rasul SAW emudian mengingatkan, ''Kotoran yang menempel di bajuku akan hilang seketika bila dicuci, tapi sakit hati si anak itu karena bentakanmu, tidak akan mudah hilang.''
Dari dua kisah di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai anak-anak. Rasul tidak membeda-bedakan kasih sayangnya walaupun itu terhadap anak orang lain.
Kasih sayang dan cinta terhadap anak, memang tidak boleh pandang bulu. Anak-anak sudah seharusnya mendapatkan kasih sayang dari siapa pun, tak hanya dari orang tuanya semata! Kita tentu amat sedih mendengar ada orang tua yang menelantarkan anak, menganiaya, bahkan kesadisan semisal tega membunuh anak.
Kita tentu berharap, tak akan pernah mendengar lagi kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh siapa pun dan justru semua orang akan lebih menyayangi anak sebagaimana dianjurkan Rasulullah SAW dalam sabdanya: ''Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu pada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rizki.'' Wallahu a'lam bil shawab