Ahad 24 May 2020 21:00 WIB

Meniru Cara Hidup Sehat ala Rasulullah SAW

Rasulullah SAW selalu menggiatkan pola hidup sehat dan bersih

Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebulan penuh kita telah amalkan puasa (shaum) Ramadhan. Ibadah itu bertujuan meraih ketakwaan (QS al-Baqarah). Bagaimanapun, dampaknya juga terasa pada aspek kesehatan.

Usai Ramadhan, setiap kita berharap kesehatan akan terus terjaga. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW mencontohkan perilaku hidup sehat, lahir dan batin.

Baca Juga

Dalam catatan sejarah Islam disebutkan, selama hidupnya Rasulullah SAW hanya pernah sakit sebanyak dua kali. Yaitu, di saat pertengahan hidup dan menjelang wafatnya. Itu pun hanya berlangsung sebentar.

Kemampuan Rasulullah SAW menjaga kesehatannya hingga hanya dua kali menderita sakit, adalah satu catatan sejarah dan prestasi yang luar biasa. Itu merupakan prestasi pengendalian kesehatan yang langka.

Rasulullah SAW sadar, Allah SWT sangat membenci manusia yang lalai. Apalagi sampai mengganggu serta membuat bencana kesehatan. Rasulullah SAW memulai dari hal-hal kecil seperti berolahraga, menggosok gigi, dan menyisir rambut. Aktivitas tersebut, oleh Rasulullah SAW dipandang sebagai ibadah, yang berarti berpahala.

Banyak tokoh dunia seperti Napoleon Bonaparte dan Von Goethe yang kagum terhadap kemampuan Muhammad SAW menjaga kesehatan. Hanya dengan fasilitas yang serba sedikit, beliau bisa menjaga kesehatan, dari rambut sampai telapak kaki, baik dalam maupun luar, dari tahun ke tahun.

Apa resep yang dipergunakan Nabi Muhammad SAW? Jawabnya adalah kedisiplinan.

Pertama, Nabi Muhammad SAW selalu bangun menjelang fajar. Selesai shalat tidak tidur lagi, tetapi terus mengucapkan zikir, mengaji, serta mencari nafkah. Bangun menjelang fajar memang lebih nyaman daripada bangun setelah terbit matahari karena bisa membuat tubuh sehat, nyaman, dan bugar.

Kedua, Nabi Muhammad SAW makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Beliau makan untuk keperluan hidup, bukan hidup untuk makan.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW bila marah tanpa emosi, meskipun dengan tujuan positif. Marah yang disertai dengan emosi, tidak menunjukkan keikhlasan dan kecintaan terhadap yang dimarahinya.

Beliau marah seratus persen karena Allah SWT. Marah beliau seperti marah seorang ayah terhadap anak yang sedang main-main dengan senjata tajam. Artinya, marah beliau hanya tampak dari wajah, tetapi nurani Rasulullah SAW menunjukkan sikap kasih sayang.

Keempat, Muhammad SAW tidak pernah minum sambil bernapas. Air yang beliau minum selalu dari wadah tertutup. Menurut beliau, air dari wadah terbuka mudah terkena debu.

Kelima, Muhammad SAW tidak mudah tersugesti bila dihadapkan pada suatu kondisi (kesehatan) yang tidak menguntungkan. Karena bagi beliau, gampang terpengaruh tidak menunjukkan sikap sabar. Maksud sugesti di sini ialah menanggapi suatu situasi yang menimpa tubuh dengan perasaan secara berlebihan.

sumber : Hikmah Republika oleh Salman Darajat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement