Sabtu 25 May 2024 18:32 WIB

Dalil-Dalil Ini Patahkan Anggapan Semua Agama Sama, Injil Pun Tegaskan Perbedaan Itu  

Islam tidak mengenal persamaan semua agama dari berbagai aspek

Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi). Islam tidak mengenal persamaan semua agama dari berbagai aspek
Foto: ANTARA
Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi). Islam tidak mengenal persamaan semua agama dari berbagai aspek

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kerap muncul dalam berbagai diskusi yang menyatakan bahwa semua agama sama menyembah tuhan yang sama, sehingga agama pun tak berlu bertentangan satu sama lain. Benarkah anggapan ini? 

Jawabannya tentu tidak. Bagi kaum Muslim, ideologi ‘penyamaan semua agama’ adalah ideologi yang jelas-jelas membetot keimanan seorang Muslim.

Baca Juga

Jika semua agama sama dan menuju kepada Tuhan yang sama, lalu buat apa seseorang memeluk Islam? Buat apa bersyahadat? Buat apa ia sholat 17 rakaat? Buat apa ia berzakat?

Dan terakhir – jika ia meninggal, buat apa ia disholatkan dan dikubur secara Islam? Bukankah sama saja jika mayatnya diletakkan di atas pohon? Toh, ia sudah menuju Tuhan!

Ditinjau dari berbagai aspek, masing-masing agama jelas tidak sama. Apakah Tuhannya orang-orang Yahudi, Nasrani, Islam, Budha, Hindu, Gatholoco, Darmogandhul, Bahai, Konghuchu, dan sebagainya, itu sama? 

Secara sekilas, dapat diketahui, bahwa masing-masing agama memiliki konsep ketuhanan yang sangat berbeda. Orang Kristen mengenal konsep Trinitas. Tuhannya orang Kristen mempunyai anak.

Dalam Matius 3:17 disebutkan, ‘’Maka suatu suara dari langit mengatakan, ‘Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya Aku berkenan’.’’

Sedangkan orang Islam meyakini Isa As adalah seorang Rasul, bukan Tuhan. Alquran mengatakan:  

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ 

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. 

Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS al-Maidah ayat 72-73). 

Belum lagi perbedaan konsepsi teologis dengan agama samawi dengan agama non-samawi, seperti agama Hindu. Semenjak abad ke-3 SM sampai sekarang, orang Hindu percaya kepada Tiga Dewa (Brahma, Wisnu, Siwa). Brahma yang mencipta alam ini. Wisnu yang memelihara, dan Siwa yang merusak.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement