Sultan Shalahuddin menghadapi gerombolan perusuh itu pada 7 September 1191 di Dataran Arsuf. Meskipun telah berupaya sekuat tenaga, pasukan Ayyubiyah harus menerima kekalahan telak. Terpaksa, sang sultan menyuruh prajuritnya yang tersisa untuk mundur teratur.
Setelah pertempuran itu, Richard bertahan di Jaffa dan membentengi kota tersebut. Sementara itu, pasukan Shalahuddin bergerak ke arah selatan guna memperkuat pertahanan di daerah penghubung Syam dengan Mesir.
Hingga Januari 1192, upaya-upaya perundingan terus berlangsung antara kubu Salibis dan Ayyubiyah. Richard dapat menguasai Beit Nuba, yang hanya sejarak 20 kilometer dari Yerusalem. Bagaimanapun, raja Inggris itu enggan melanjutkan ekspedisi hingga ke kota suci tersebut.
Shalahuddin kemudian menyerang Jaffa, tetapi Richard dapat menahannya agar tidak mendekati benteng kota tersebut. Kedua belah pihak lantas berunding. Disepakatilah bahwa Ayyubiyah mengakui kedaulatan Salibis atas wilayah pantai Palestina, antara Shur (Tyre) dan Jaffa.
Orang-orang Nasrani yang tak bersenjata juga diperkenankan untuk berziarah ke Yerusalem dengan jaminan perlindungan dari Shalahuddin. Sejak itu, perdamaian sempat berlangsung antara Muslim dan Kristen. Namun, sejak Paus Innosensius III naik takhta pada 1198 orang-orang Barat kembali menyerbu Palestina dalam gelombang Perang Salib Keempat (1202-1204).