Ada beragam cara dalam bersilaturahim. Keberadaannya sesuai dengan keadaan kita, keadaan kerabat, kemampuan, kebutuhan, maupun jauh dan dekatnya. Dalam silaturahim, hal itu bisa dilakukan dengan saling mengucapkan salam, saling berbincang-bincang, saling berkasih sayang, saling menasihati, saling memberikan infak dan berbuat baik, saling mengunjungi, dan saling memaafkan kesalahan.
Di dalam penggolongannya, kerabat ada dua. Pertama, kerabat yang termasuk mahram. Kerabat dalam golongan ini adalah kerabat yang diharamkan untuk dinikahi. Misalnya, ibu dan anak-anak perempuan.
BACA JUGA: Naskah Khutbah Idul Fitri 2024: Membangun Peradaban Melalui Persatuan dan Solidaritas
Kedua, kerabat yang bukan mahram. Kerabat dalam golongan ini adalah kerabat yang boleh dinikahi. Misalnya, anak-anak paman (sepupu).
Silaturahim dan Rezeki yang Lapang
Lapangnya rezeki itu karena silaturahim. Pertama, adanya berkah pada harta yang dianugerahkan kepada kita. Kedua, menginfakkan harta pada jalan yang diridhai Allah SWT sehingga pelakunya akan merasakan kebahagiaan dan kesenangan.
Ketiga, qana‘ah (merasa cukup) pada apa yang diberikan Allah kepada kita. Inilah yang disebut dengan kaya yang hakiki. Dengan demikian, seandainya kita diberikan rasa qana‘ah, berarti kita telah diberikan kelapangan rezeki.
Keempat, taufik Allah kepada manusia untuk menegakkan sedekah yang kebaikannya akan terus menyertainya.
Kedudukan silaturahim dalam Islam...