Setelah perempuan itu kembali ke rumahnya, Musa berpindah di bawah pohon-pohon untuk berteduh seraya memanjatkan doa berikut:
رَبِّ اِنِّيْ لِمَآ اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ
Rabbii innii limaa anzalta ilayya min khairin faqiir
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (rezeki) yang Engkau turunkan kepadaku." (QS Al Qasas: 24).
Kemudian, perempuan-perempuan yang tadi sempat ditolong oleh Nabi Musa kembali ke rumah mereka dan menceritakan perbuatan baik Musa kepada ayah mereka sehingga ayahnya memanggil Musa dan menawarinya untuk memberikan upah atas bantuannya. Musa menerima tawaran tersebut dan tinggal bersama mereka untuk waktu yang ditentukan.
Berdasarkan Tafsir Al Madinah Al Munawwarah, ayat ini menjelaskan bahwa Musa memberikan pertolongan kepada kedua perempuan yang sedang dalam kesulitan. Padahal ia sendiri sedang dalam kesulitan, merasa kelaparan, dan membutuhkan tempat tinggal.
Hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Musa adalah keteladanan dalam memberikan pertolongan kepada orang lain, bahkan saat beliau dalam keadaan terdesak pun masih bisa mendahulukan urusan orang lain daripada dirinya sendiri.
Doa Nabi Musa pada surat Al Qasas ayat 24 juga memberikan makna bahwa segala cobaan yang Allah berikan merupakan bentuk ujian yang harus dilewati oleh setiap umat Muslim.
Selain itu, makna doa Nabi Musa juga mengajarkan tentang adab dalam berdoa. Ketika seseorang dalam keadaan kesulitan, beliau bersungguh-sungguh dengan perasaan yang khusyuk berdoa meminta pertolongan Allah SWT.