Rabu 13 Mar 2024 00:02 WIB

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Muslimah Ketika Sedang Haid

Haid merupakan waktu wanita untuk menghormati siklus alaminya.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Darah Menstruasi (Ilustrasi)
Foto:

Dalam kisah Sayyidah Aisyah radhiyallahu anhu melaksanakan haji,  namun ketika sampai Makkah beliau dalam keadaan tidak suci (haid). Kemudian beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, apa  yang harus dilakukan Aisyah  untuk melaksanakan ibadah di Makkah ketika sedang haid.

Nabi Muhammad SAW, menjawab: “Lakukan sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang berhaji, hanya saja jangan tawaf di Baitullah sebelum suci.” 

Hadis lebih lengkapnya yaitu, 

عَنْ عَائِشَةَ ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَنَّهَا قَالَتْ : قَدِمْتُ مَكَّةَ وَأَنَا حَائِضٌ لَمْ أَطُفْ بِالْبَيْتِ ، وَلا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ ، فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : افْعَلِي مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِي هَذَا حَدِيثٌ مُتَفَّقٌ عَلَى صِحَّتِهِ ،

"Dari Aisyah radhiyallahu anhu  istri Nabi SAW, ia berkata, 'Saya telah sampai di Makkah, sedangkan saya dalam keadaan haid sehingga saya tidak melaksanakan tawaf di Baitullah, tidak juga mengerjakan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa. Lantas, saya pun mengatakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Beliau pun merespon dengan menyatakan, 'Lakukan apa yang dilakukan orang yang berhaji, hanya saja jangan melaksanakan tawaf di Baitullah sebelum suci'. Ini adalah hadits yang disepakati kesahihannya." (HR Muslim). 

Jadi, setiap wanita yang sedang haid diperbolehkan melakukan amalan-amalan haji kecuali tawaf.  

Ketiga, tidak diperbolehkan mengikuti puasa, baik wajib maupun sunnah 

Puasa adalah praktik spiritual yang dilakukan oleh banyak agama di seluruh dunia. Dalam Islam, puasa dianggap sebagai salah satu dari lima rukun Islam dan diwajibkan bagi umat Muslim dewasa yang sehat secara fisik dan mental selama bulan Ramadhan.

Namun, bagi wanita yang dalam masa haid dilarang oleh melaksanakan puasa karena dalam kondisi tidak suci. 

Hal ini dibenarkan dalam hadis  riwayat dari Abu Sa’id al-Khudri yang menjelaskan tentang kekurangan wanita dibanding pria, antara lain berbunyi:

أليسَ إذا حاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ولَمْ تَصُمْ قُلْنَ: بَلى

Bukankah wanita itu bila sedang haid tidak shalat dan tidak puasa? Jawab mereka (para wanita) “Ya demikianlah”. (HR. Al-Bukhari). 

Namun, ketentuan puasa ini berbeda dengan ketentuan solat. Jika solat tidak perlu menggantinya dengan qadha, tapi puasa perlu mengqadhanya. Bisa dilakukan pada puasa sunnah senin kamis, puasa dawud, atau pada hari-hari lainnya selain hari tasyrik. 

Hal tersebut disampaikan juga dalam hadis berikut:

عن معاذة قالت: سَأَلْتُ عائِشَةَ فَقُلتُ: ما بالُ الحائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ، ولا تَقْضِي الصَّلاةَ. فَقالَتْ: أحَرُورِيَّةٌ أنْتِ؟ قُلتُ: لَسْتُ بحَرُورِيَّةٍ، ولَكِنِّي أسْأَلُ. قالَتْ: كانَ يُصِيبُنا ذلكَ، فَنُؤْمَرُ بقَضاءِ الصَّوْمِ، ولا نُؤْمَرُ بقَضاءِ الصَّلاةِ

Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata, ‘Kenapa wanita haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ solat?’ Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah?’ Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu mengalami haid, kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan mengqadha’ solat’. (HR. Muslim)

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement