Rabu 17 Jan 2024 20:08 WIB

Firaun Mana yang Tenggelam Saat Mengejar Nabi Musa? Ini Kata Ulama

Dalam Alquran sekitar 30 kali Allah SWT menguraikan kisah Nabi Musa dan Firaun.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
The coffin of Ramses II, as part of the exhibition titled
Foto:

Tenggelamnya Firaun

Dalam Alquran ditemukan sekitar 30 kali Allah SWT menguraikan kisah Nabi Musa dan Firaun. Yang mana itu adalah suatu kisah yang tidak dikenal pada masa itu kecuali melalui kitab Perjanjian Lama.

Tetapi satu hal yang menakjubkan adalah bahwa Nabi Muhammad SAW, melalui Alquran, telah mengungkap suatu perincian yang sama sekali tidak diungkap oleh satu kitab pun sebelumnya. Bahkan tidak diketahui kecuali yang hidup pada masa terjadinya peristiwa tersebut, yakni pada abad ke-12 SM atau sekitar 3.200 tahun yang lalu.

Allah berfirman dalam Alquran Surat Yusuf ayat 90-92 yang artinya, "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut. Mereka pun diikuti oleh Firaun dan tentaranya, karena mereka hendak menganiaya dan menindas (Bani Israil).

Ketika Firaun telah hampir tenggelam berkatalah dia, 'Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang disembah oleh Bani Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)'. (Allah menyambut ucapan Firaun ini dengan berfirman), 'Apakah sekarang baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Hari ini Kami selamatkan badanmu, supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami."

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Mukjizat Alquran mengatakan, yang perlu digarisbawahi dalam konteks ayat tersebut adalah firman-Nya yang berbunyi, "Hari ini Kami selamatkan badanmu, agar engkau menjadi pelajaran bagi generasi yang datang sesudahmu."

Memang, orang mengetahui bahwa Firaun tenggelam di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa AS dan kaumnya. Tetapi menyangkut keselamatan badannya dan menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya merupakan satu hal yang tidak diketahui siapapun pada masa Nabi Muhammad, bahkan tidak disinggung oleh Perjanjian Lama dan Baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement