REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Ibrahim di Hebron, Tepi Barat, Palestina dianggap sebagai tempat suci keempat dalam Islam dan tempat suci kedua di Palestina setelah Masjid Al Aqsa. Tempat ibadah umat Islam ini dibangun di atas kuburan para nabi beserta keluarga mereka.
Pada 1994, masjid ini juga menjadi saksi peristiwa pembunuhan massal terhadap puluhan jamaah yang sedang melaksankan sholat Subuh. Serangan brutal yang dilakukan sekelompok Yahudi itu membuat puluhan jamaah wafat.
Lalu mengapa masjid ini diberi nama Masjid Ibrahim? Berikut ulasannya.
Nama masjid ini merujuk pada nama Nabi Ibrahim, yang pernah tinggal di Hebron sekitar 4.000 tahun lalu. Nabi Ibrahim memilih Hebron sebagai tempat pemakaman istrinya Sarah, dan kemudian untuk dirinya sendiri, putranya Nabi Ishak, dan cucunya Nabi Ya'kub.
BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperangan
Makam tiga nabi tersebut terletak di sebuah gua yang disebut dengan Gua Para Leluhur (Machpelah atau Makfilah). Makam para nabi dan keluarganya itu memiliki bentuk yang berbeda antara makam laki-laki dan makam perempuan. Makam laki-laki berbentuk segi delapan, sedangkan makam perempuan persegi enam, seperti makamnya Sarah dan Leah.
Dengan menara menjulang gagah dan kubah serta arsiteknya yang bersejarah, Masjid Ibrahim seakan mendeklarasikan identitasnya sebagai masjid milik bangsa Arab dan Islam. Masjid ini menjadi kebanggaan umat Islam di Hebron. Walaupun, saat ini Masjid Ibrahim menjadi saksi kekejian Israel dan Yahudi atas umat Islam.
Kota Hebron masuk dalam wilayah pemerintahan Islam di zaman Khalifah Umar bin Khattab. Yakni, sekitar abad ke-7 Masehi, atau sekitar tahun 25 H/638 M. Selama Periode Tentara Salib (1099-1187 M), sebuah gereja sempat dibangun di kota itu.
Namun, pada 1187, panglima umat Islam...