Jumat 10 Nov 2023 17:05 WIB

Kisah Awal Kuil Sulaiman, Tabut Perjanjian, dan Yahudi

Palestina saat itu merupakan wilayah Ottoman dengan minoritas Yahudi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga berjalan di gang dekat rumah keluarga Sub-Laban di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, Senin (12/6/2023).
Foto:

Setelah masa kekacauan, pasukan Romawi menguasai Suriah dan Palestina. Pada tahun 63 SM, pemimpin Romawi Pompey memasuki Yerusalem dan memberikan otonomi kepada orang-orang Yahudi. Pada tahun 37 SM, Herodes, yang berasal dari Edom, diangkat menjadi raja Galilea. Bahkan dia pindah agama ke Yahudi. Pemerintahannya berlanjut di bawah nama Romawi hingga tahun ke-4 Masehi.

Pada masa pemerintahan Kaisar Nero, pecahlah revolusi Yahudi melawan Romawi. Saat itu pemimpin "Titus" pada tahun 70 M memimpin pendudukan kota Yerusalem. Kuil Sulaiman dibakar dan sebagian besar penduduk Yahudi di Yerusalem berada dalam kondisi terpuruk.

Pada tahun 135, revolusi Yahudi baru terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Hadrian, yaitu ketika orang-orang Yahudi menuntut pembangunan kembali Kuil Sulaiman. Namun, pemberontakan tersebut dapat dikendalikan pada tahun yang sama.

Pemberontakan itu menyebabkan kehancuran kota Yerusalem dan pembentukan koloni Romawi setempat. Dampaknya, orang-orang Yahudi dilarang masuk Yerusalem. Dan di saat itulah Yerusalem dikenal dengan Elia Kapitolina.

Setelah Kaisar Konstantinus masuk Kristen antara tahun 330 dan 683 M, nama Yerusalem dipulihkan. Ibu kaisar, Helena, membangun gereja di wilayah tersebut. Nama Elia tetap digunakan di kalangan masyarakat sampai masa penaklukkan umat Islam, yakni ketika Khalifah Umar bin Khattab mengambil alih kekuasaan pada tahun 15 H/636 M.

 

Sumber: Arabic Post

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement