Jumat 10 Nov 2023 17:05 WIB

Kisah Awal Kuil Sulaiman, Tabut Perjanjian, dan Yahudi

Palestina saat itu merupakan wilayah Ottoman dengan minoritas Yahudi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga berjalan di gang dekat rumah keluarga Sub-Laban di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, Senin (12/6/2023).
Foto:

Pada masa Nabi Sulaiman, bangunan ini disebut Al Haikal, dan merupakan tempat keberadaan Tabut Perjanjian yang berisi Sepuluh Perintah Allah. Namun, bangunan ini dihancurkan oleh pemimpin Babilonia Nebukadnezar pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman saat menginvasi Ursyalim (sekarang Yerusalem) pada tahun 586 SM.

Pada 538 SM, Persia menguasai Suriah dan Palestina. Raja Cyrus mengizinkan beberapa tahanan Yahudi untuk kembali ke Yerusalem. Dia memerintahkan pembangunan kembali Kuil Sulaiman, dan Palestina tetap berada di bawah kekuasaan Persia sampai Alexander dari Makedonia menaklukkannya pada tahun 332 SM.

Meskipun kendali atas Al Quds atau Yerusalem berpindah-pindah pada masa pemerintahan penerusnya antara Ptolemeus dan Seleukia, populasi di era Helenistik dipengaruhi oleh peradaban Yunani.

Pada sekitar tahun 165 SM, Raja Seleukia Antiokhus IV menghancurkan Kuil Sulaiman dan memaksa orang-orang Yahudi untuk pindah agama ke agama pagan Yunani. Pemaksaan pindah agama kepada orang-orang Yahudi dilakukan oleh Raja Seleukia Antiokhus IV karena dia mengetahui adanya konspirasi untuk melawan pemerintahannya.

Hingga kemudian, pecah pemberontakan Makabe. Alhasil, kaum Yahudi memperoleh kemerdekaan di Yerusalem di bawah kekuasaan kaum Hasmonean pada tahun 135 hingga 76 SM.

Setelah masa kekacauan...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement