Jumat 10 Nov 2023 14:13 WIB

Hudaibiyah, Perjanjian Penentu Keberlangsungan Umat Islam, Ini Penjelasannya

Hudaibiyah merupakan perjanjian yang dibuat di masa Nabi Muhammad.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Masjid Hudaibiyah
Foto:

Mendengar hal tersebut kaum Quraisy mengirim utusannya untuk mengetahui hal sebenarnya. Rasulullah ﷺ kembali menegaskan hal tersebut kepada utusan tadi. Utusan tersebut kembali ke kaumnya dan meyakinkan mereka bahwa kedatangan Rasulullah ﷺ hanya ingin melaksanakan umrah. Begitu pula dengan utusan berikutnya, menyatakan hal yang sama.  

Kali ini giliran Rasulullah ﷺ yang ingin mengetahui sikap kaum kafir Quraisy. Maka diutuslah Utsman bin Affan Radhiyallahuanhu. Beliau ﷺ memerintahkan kepadanya agar mengabarkan kaum Quraisy bahwa kedatangan mereka semata-mata untuk umrah, bukan untuk berperang.  

Setibanya di Makkah, Utsman segera menyampaikan misinya kepada para pembesar Quraisy. Selesai itu, kaum Quraisy menawarkan kepada Utsman untuk melakukan thawaf, tapi hal tersebut ditolaknya, karena dia tidak akan tawaf sebelum Rasulullah ﷺ tawaf.  

Kaum kafir Quraisy bermusyawarah untuk menetapkan jawaban yang akan disampaikan kepada Rasulullah ﷺ. Karena itu, mereka menahan Utsman bin Affan hingga ketetapannya berhasil diputuskan, lalu melalui beliau akan disampaikan kepada Rasulullah ﷺ. Namun, karena penahanan tersebut berlarut-larut, tersiarlah berita di kalangan para shahabat yang menunggu di Hudaibiah bahwa Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu dibunuh.  

Mendengar berita tersebut, Rasulullah ﷺ segera meminta para sahabatnya melakukan ba'iat, untuk menuntut balas atas kematian Utsman. Maka mereka berbai'at di bawah sebuah pohon. Bai'at tersebut dikenal dalam sejarah sebagai Bai'atur-Ridwan. 

 

Lihat halaman berikutnya >>> 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement