REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rasulullah. Beliau tidak hanya berbuat baik kepada umat manusia, tapi juga memperlakukan hewan dengan baik dan penuh rasa kasih sayang. Ini tercermin dalam banyak hadis dan riwayat yang menggambarkan perilaku beliau terhadap hewan.
Rasulullah sangat menentang penyiksaan hewan. Beliau menekankan pentingnya berbuat baik pada hewan sekalipun. Ajaran-ajaran ini menjadi bagian penting dari etika Islam dalam memperlakukan makhluk hidup lainnya.
Dalam buku "115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW" karya Fuad Abdurahman dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah dan para sahabatnya menempuh suatu perjalanan.
Di tengah perjalanan, Rasulullah SAW memisahkan diri sebentar dari rombongan untuk suatu keperluan. Para sahabat lalu melihat dua ekor anak burung hammarah (burung merah), lalu mengambilnya.
Tidak lama kemudian, induknya datang dan tampak gelisah karena tidak menemukan kedua anaknya. Ketika Rasulullah datang dan melihat induk burung itu, beliau bertanya,
“Siapakah yang telah menyusahkan burung ini? Segera kembalikan anak-anaknya!”
Di lain kesempatan, ketika melihat sarang burung yang dibakar, beliau bertanya, “Siapakah yang telah membakar sarang ini?”
Para sahabat menjawab, “Kami”.
“Hanya Rabb Al-Nar (Sang pemilik Api, yakni Allah) yang pantas mengazab dengan api.”
Suatu saat Rasulullah SAW melihat seseorang menginjak perut seekor kambing, menajamkan pisaunya, dan memperlihatkan pisau itu di depan mata si kambing. Maka, Rasulullah SAW bersabda,
“Apakah kau ingin membunuhnya dengan dua kematian? Asahlah pisaumu itu sebelum kau merebahkannya!”.
Di lain kesempatan, Rasulullah juga berpesan kepada para sahabat,
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, terbaguslah caranya dan jika menyembelih, terbaguslah caranya. Tajamkanlah pisau kalian dan senangkanlah sembelihan kalian!” (HR muslim).