Jumat 29 Sep 2023 05:00 WIB

Batalyon 'Orang Gila' dalam Pasukan Ottoman, Hadapi Musuh dengan Tamparan

Tamparan Prajurit Ottoman bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Pasikan Janissari yang merupakan pasukan khusus Turki Utsmani (Ottoman)
Foto:

Adapun Suhail Saban mendefinisikan Divisi Azab dalam bukunya "Al Mu'jam Al Mawsuu'i lil Mustolahaat Al Utsmaniyah Al Tariikhiyyah", sebagai istilah yang diberikan kepada infanteri tentara provinsi Ottoman, hingga pertengahan abad ke-16.

Sistem divisi ini berbeda dari formasi militer Ottoman lainnya. Divisi ini tidak teratur, anggotanya tidak menerima gaji tetap, dan insentif utama mereka adalah rampasan perang yang mereka lakukan, dan anggotanya dapat berhenti bertugas kapan saja sesuai waktu yang mereka inginkan.

Divisi Azab ini awalnya terbentuk dari para petani yang mempunyai senjata yang kuat, sehingga Divisi Azab dibedakan dari kekuatan fisik dan keberaniannya dalam berperang. Anggotanya selalu membawa kain kafan di punggungnya dalam setiap pertempuran yang mereka lakukan.

Misi tempur Divisi Azab Ottoman adalah untuk berpartisipasi dalam pertempuran sebagai pasukan infanteri. Mereka juga berpartisipasi dengan divisi kavaleri, dan mereka banyak bekerja dalam menjaga kastil dan benteng Ottoman. Aktivitas Divisi Azab tidak terbatas pada pertempuran yang dilakukan tentara Janissari melawan Eropa, tetapi bahkan hadir di provinsi Ottoman lainnya.

Dalam konteks ini, sejarawan Dr. Muhammad Akl menyebutkan dalam bukunya, "Al Mufasshal fii Taarikh Waadi 'Arah", bahwa Divisi Azab merupakan salah satu dari enam kelompok militer yang didirikan oleh Ottoman di Mesir sejak era Sultan Suleiman Agung. Ini adalah divisi infanteri seperti Janissari, dan misinya adalah tinggal di kastil dan melindungi mereka. Pintu Al Azab yang terkenal di Benteng Salahuddin di Kairo masih menjadi saksi pengaruh kelompok Ottoman ini di Mesir.

Anggota Divisi Azab Pasukan Ottoman ini memiliki lengan bawah yang sangat kuat. Kekuatan lengan bawah mereka merupakan ciri paling menonjol dari anggota Divisi Azab. Untuk memanfaatkan keunggulan tersebut, para anggotanya menciptakan teknik militer baru yaitu teknik tamparan Ottoman, yang digunakan ketika kehilangan senjata di medan perang.

Anggota Divisi Al-Azab menggunakannya secara ekstensif dalam pertempuran lapangan dengan tujuan melenyapkan atau memingsankan prajurit musuh, dan melukainya secara permanen. Tamparan mereka mengandalkan teknik khusus, sehingga tampak eksklusif bagi mereka yang menguasai dan mempraktikkannya.

Tamparan Ottoman membutuhkan pengarahan gerakan cepat dan terfokus dengan telapak tangan pada titik tertentu di wajah lawan. Tamparan ini diarahkan ke hidung, telinga, atau leher.

Tamparan Ottoman menyebabkan patahnya beberapa bagian tengkorak dan kerusakan otak, yang terkadang menyebabkan kematian. Jika tamparannya mengenai telinga, biasanya akan menyebabkan kerusakan pada gendang telinga.

Para prajurit Divisi Azab dilatih teknik tamparan Ottoman sejak kecil. Di antaranya melalui pola makan yang membantu memperkuat struktur fisik mereka dan setiap harinya latihan menampar. Latihannya dengan menampar kelereng menggunakan teknik tersebut setiap hari, untuk memperkuat otot khususnya pada bagian lengan, agar efektifitas pukulannya menjadi lebih kuat.

Sumber

https://arabicpost.net/%d8%ab%d9%82%d8%a7%d9%81%d8%a9/2022/09/12/%d8%a7%d9%84%d8%b5%d9%81%d8%b9%d8%a9-%d8%a7%d9%84%d8%b9%d8%ab%d9%85%d8%a7%d9%86%d9%8a%d8%a9-%d8%a7%d9%84%d8%af%d9%88%d9%84%d8%a9-%d8%a7%d9%84%d8%b9%d8%ab%d9%85%d8%a7%d9%86%d9%8a%d8%a9/

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement