REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika rukuk dalam sholat seyogianya dilakukan dengan tuma'ninah atau dengan kondisi tenang tidak terburu-buru antara gerakan dan bacaan rujuk. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghazali mengatakan bahwa ketika hendak rukuk dalam sholat, maka terlebih dulu melafalkan takbir dengan mengangkat kedua tangan hingga daun telinga.
Pada akhir takbir usahakan bersamaan ketika posisi tubuh ketika rukuk. Sehingga jangan sampai lafaz Akbar berakhir tapi posisi tubuh belum mencapai posisi rukuk.
Dalam rukuk, posisi telapak tangan berada di kedua dengkul atau lutut dengan jari-jari direnggangkan. Lalu posisi punggung, leher serta kepala lurus sejajar membentuk sudut 90 derajat.
Bagi laki-laki saat posisi rukuk, kedua sikut jauh dari lambung sedangkan bagi perempuan tidak perlu menjauhkan sikut dari perut. Setelahnya, maka membaca bacaan saat ruku', yakni Subhaana rabbiyal 'adzhiimi wabihamdihi. Artinya 'Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya".
ثم كبر للركوع ، وارفع يديك كما سبق ، ومد التكبير إلى الانتهاء إلى الركوع ، ثم ضع راحتيك على ركبتيك وأصابعك منشورة ، وانصب ركبتيك ومد ظهرك وعنقك ورأسك مستويا كالصفيحة الواحدة ، وجاف مرفقيك عن جنبيك - والمرأة لا تفعل ذلك - وقل: سبحان ربي العظيم .ثلاثا. وإن كنت منفردا وأردت الزيادة. فقل سبع مرات أو عذرا ، فإنه حسن.
Kemudian takbirlah untuk rukuk, dan angkatlah kedua tanganmu seperti keterangan sebelumnya. dan panjangkan takbir hingga penghabisan ke rukuk. Kemudian letakan telapak tanganmu di atas kedua dengkul dengan jari-jarimu yang terbuka. Dan tegakan dengkulmu, punggung, leher, kepalamu rata seperti satu papan. Dan menjauhkan sikutmu dari lambungmu. Dan untuk perempuan tidak mengerjakan seperti itu. Dan ucapkanlah Subhana robbiyal a'dzimi, sebanyak tiga kali. Bila sholat sendiri dan ingin menambah maka bacalah 27 itu baik. (Lihat kitab Bidayatul Hidayah halaman 141 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).
Ikuti Whatsapp Channel Republika