Jumat 15 Sep 2023 08:30 WIB

Kisah Empat Nabi Bantah Alasan Manusia yang Tinggalkan Ibadah

Sebuah ujian tak bisa menjadi alasan manusia meninggalkan ibadah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 beribadah di masjid. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
beribadah di masjid. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam buku yang ditulisnya Nashaihul Ibad menjelaskan sebuah riwayat dari Nabi Muhammad SAW. Riwayat dari Rasulullah SAW ini untuk menyanggah atau membantah orang yang beralasan tidak mau ibadah kepada Allah SWT.

Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah berhujjah pada hari kiamat dengan empat orang atas empat orang lainnya. Yaitu terhadap kaum hartawan, Allah mengemukakan Nabi Sulaiman bin Daud. Terhadap hamba sahaya, Allah mengemukakan Nabi Yusuf. Terhadap orang-orang yang sakit, Allah mengemukakan Nabi Ayub. Terhadap orang yang fakir, Allah mengemukakan Nabi Isa."

Baca Juga

Dijelaskan bahwa jika Allah SWT bertanya kepada orang yang kaya tentang sebab mereka meninggalkan ibadah. Mereka yang kaya menjawab, "Kami sibuk dengan urusan harta dan kerajaan kami." Maka Allah menyanggah, lebih besar mana dengan kerajaan (Nabi) Sulaiman, lebih banyak mana dibanding harta (Nabi) Sulaiman dia tidak pernah meninggalkan ibadah."

Terhadap hamba sahaya yang meninggalkan ibadah dengan alasan karena sibuk melayani tuannya. Allah menyanggah, hamba-Ku (Nabi) Yusuf juga menjadi hamba yang melayani penguasa tinggi Mesir sekalian, tapi dia tetap mengerjakan ibadah.

Terhadap orang yang sakit yang meninggalkan ibadah dengan alasan karena sedang sakit. Maka Allah menyangga, hamba-Ku (Nabi) Ayub juga sakit bahkan lebih parah tapi dia juga tidak pernah meninggalkan ibadah.

Terhadap orang fakir yang meninggalkan ibadah, Allah SWT menyangga hamba-Ku (Nabi) Isa adalah orang yang melarat di dunia. Dia tidak punya rumah, harta dan istri, tapi dia tidak pernah meninggalkan ibadah.

Jika melihat penjelasan di atas, apapun ujian yang menimpa manusia, maka ujian tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk meninggalkan ibadah kepada Allah SWT. Ujian dengan harta kekayaan dan kekuasaan, ujian menjadi pembantu, bawahan atau pekerja, ujian menjadi orang yang sakit, dan ujian menjadi orang yang miskin, semua ujian itu bukan alasan untuk meninggalkan ibadah kepada Allah SWT.

Sumber:

Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement