Kamis 14 Sep 2023 14:40 WIB

Sejarah Kemunculan Abaya di Timur Tengah yang Kemudian Dilarang Prancis

Abaya di Timur Tengah tidak hanya untuk wanita, tetapi juga laki-laki.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Abaya
Foto:

Ketiga, abaya tidak boleh transparan. Pakaian wanita Muslimah pada umumnya tidak boleh memperlihatkan apa yang ada di baliknya, dan memperlihatkan apa yang dikenakan wanita di balik pakaian tersebut. Begitu pula dengan hukum memakai abaya.

Kainnya harus tebal agar tidak memperlihatkan bagian tubuh wanita. Karena itu, wanita Muslimah yang hendak memakai abaya harus memilih sesuai dengan spesifikasi bahan supaya dapat mematuhi kondisi dan aturan agama saat mengenakan abaya.

Keempat, abaya tidak boleh ketat. Abaya tidak terbuat dari bahan yang ketat sehingga tidak melekat pada tubuh wanita. Ini karena ada sebagian wanita Muslimah yang lebih suka mengenakan abaya dengan mempersempit desainnya sehingga terlihat jelas lekukan tubuh mereka.

Ini dilarang dalam Islam karena salah satu prinsip pakaian Muslimah adalah tidak boleh ketat, karena ketatnya pakaian yang dikenakan menampakkan bagian tubuh wanita.

Selanjutnya, abaya tidak boleh mirip dengan pakaian terlarang. Beberapa desain abaya ada yang mirip dengan busana beberapa tokoh non-Muslim yang kemudian ditiru oleh para desainer di kawasan Arab.

Lalu, banyak wanita Muslimah tertarik membelinya. Seorang muslimah juga tidak boleh meniru laki-laki dalam mendesain abaya.

 

Abaya untuk perempuan, pada dasarnya berbeda dengan abaya laki-laki, sehingga desain abaya perempuan tidak boleh dimiripkan dengan abaya laki-laki. Karena itu, dalam memilih abaya, seorang wanita perlu memperhatikan semua hal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement