REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ulama menekankan pentingnya amalan hati. Amalan hati terkait dengan keikhlasan, kerendahan hati, pengharapan, kerinduan dan ketundukannya dalam serangkaian ibadah yang telah ditetapkan melalui ketentuan syariat, untuk meningkatkan kedekatannya kepada Allah SWT.
Sebagian ulama telah memberikan penekanan terhadap amalan hati ini. Sebab, dengan amalan hati inilah, seorang Muslim mencapai tingkatan ubudiyah atau pengabdian kepada Allah sehingga tercapailah kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Nasihat para ulama tentang pentingnya amalan hati
1. Bakr bin Abdullah Abu Zaid
Ulama Bakr bin Abdullah Abu Zaid, berkata:
أسعد الخلق أعظمهم عبودية لله.
"Orang yang bahagia adalah orang yang paling besar ubudiyahnya (pengabdiannya) kepada Allah."
Amalan hati sangat penting dalam ibadah. Setiap ibadah punya dimensi lahiriah dan batiniah. Ubudiyah lahiriah adalah ucapan lisan yang disertai perbuatan anggota tubuh. Adapun ubudiyah batiniah adalah amalan hati.
2. Ibnu Taimiyah
Terkait amalan hati, Ibnu Taimiyah berkata sebagaimana berikut ini:
دخول أعمال القلوب في الإيمان أولى من دخول أعمال الجوارح باتفاق الطوائف كلها.
"Menanamkan amalan hati ke dalam keimanan itu lebih utama daripada menanamkan amalan anggota tubuh, berdasarkan kesepakatan seluruh mazhab."
Dari nasihat Ibnu Taimiyah ini, bisa diketahi bahwa amalan hati lebih utama dari amalan anggota tubuh karena amalan hati termasuk dalam keimanan.
Ibnu Taimiyah juga menyampaikan, amal dibedakan berdasarkan keimanan dan keikhlasan yang tertanam dalam hati. Kedudukan dua orang yang mengerjakan sholat, jika dilihat secara fisik, tentu sama. Tetapi yang membedakan adalah amalan hatinya, yang membuat sholat kedua orang tersebut bisa berbeda bagaikan langit dan bumi.
3. Ibnu Al Qayyim
Seorang Muslim perlu menaruh perhatian yang besar pada amalan hati. Karena, amalan hati lebih wajib daripada kewajiban-kewajiban yang dikerjakan secara fisik.
Ulama Ibnu Al Qayyim berkata:
فواجبات القلوب أشدُّ وجوبًا من واجبات الأبدان وآكد منها.
"Kewajiban hati itu lebih urgen daripada kewajiban (yang dikerjakan secara) fisik."
Karena itu, hendaknya setiap Muslim berhati-hati dalam mengerjakan ibadah dan senantiasa membenahi hati dengan memohon ampunan kepada Allah SWT serta memperhatikan amalan hati daripada amalan fisik.