Aisyah terbangun. Kemudian, tanpa keduanya berkata sepatah pun, Shafwan menundukkan hewan tunggangannya untuk dikendarai Aisyah. Lalu, dituntunnya hewan yang ditunggangi Aisyah tersebut hingga tiba di Madinah di siang hari.
Kejadian tersebut segera menjadi buah bibir penduduk Madinah dengan berbagai macam komentar. Hal itu dimanfaatkan oleh tokoh munafik dengan menyebarkan berita-berita dusta bahwa Aisyah radhiyallahu anha telah selingkuh. Akhirnya, tersebarlah berita dusta tersebut di seantero Madinah, bahkan ada sejumlah kaum muslimin yang juga termakan oleh fitnah tersebut.
Mengetahui hal tersebut, Rasulullah ﷺ diam tak berbicara. Beliau segera mengumpulkan sahabatnya dan minta pendapat mereka.
Ali Bin Thalib secara kiasan menyarankan agar Rasullah ﷺ menceraikan Aisyah radhiyallahu anha. Sementara, Usamah dan lainnya justru mengusulkan agar Rasulullah tetap mempertahankannya dan jangan terpengaruh fitnah dari musuh.
Adapun Aisyah, dia menderita sakit selama sebulan sejak kepulangannya sehingga tidak mengetahui berita-berita yang telah tersebar di tengah masyarakat. Hanya saja dia tidak merasakan kelembutan Rasulullah ﷺ yang dahulu sering dia rasakan manakala menderita sakit.
Hingga kemudian Ummu Misthah memberitakan hal yang sebenarnya. Seketika itu juga Aisyah mendatangi Rasulullah ﷺ dan mohon izin pulang ke rumah kedua orang tuanya. Aisyah tak kuasa menahan tangisnya. Dua malam dia terus menangis dan matanya tidak bisa terpejam.
Namun, akhirnya badai itupun berlalu karena kemudian, Rasulullah ﷺ mendapatkan wahyu dari Allah Ta'ala yang menyatakan bahwa Aisyah radiallahuanha bebas dari tuduhan tersebut.
اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakan. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nur ayat 11)
Betapa gembiranya Rasulullah ﷺ mendapatkan wahyu tersebut, beliaupun segera mengabarkannya kepada Aisyah. Kisah ini dalam sejarah dikenal dengan istilah haditsul-ifki (berita dusta).