Ahad 24 Sep 2023 04:07 WIB

Ketika Rumor Perselingkuhan Menimpa Aisyah

Keluarga bahagia bukan berarti tanpa masalah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ketika Rumor Perselingkuhan Menimpa Aisyah
Foto: Republika/Prayogi.
Ketika Rumor Perselingkuhan Menimpa Aisyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga bahagia bukan berarti tanpa masalah, tetapi keluarga yang mampu menangani perkara dengan arif dan bijaksana serta tidak tergesa-gesa.

Dikutip dari Kisah Wanita-Wanita Teladan oleh Abdullah Haidir, dalam perjalanan pulang setelah perang Bani Musthaliq, Rasulullah ﷺ dan pasukannya beristirahat di sebuah tempat. Saat itu Aisyah radhiyallahu’anha yang ikut serta dalam perjalanan tersebut keluar untuk buang hajat.

Baca Juga

Ketika akan kembali, kalung yang dia pinjam dari saudaranya ternyata terjatuh. Akhirnya dia kembali ke tempat semula untuk mencarinya.

Pada saat itu, rombongan kaum muslimin berangkat meneruskan perjalanan pulang ke Madinah. Orang-orang yang mengangkat haudaj (tandu tertutup yang diletakkan di atas unta, biasa digunakan sebagai tempat kaum wanita dalam perjalanan pada masa lalu) tidak menyangka bahwa dia tidak ada di dalamnya.

Ini karena yang mengangkatnya banyak sehingga ringannya haudaj itu tidak terasa oleh mereka. Di samping itu, Aisyah masih muda dan tubuhnya kurus.

Maka, ketika Aisyah kembali setelah menemukan kalung tersebut, didapatinya tempat semula telah kosong dan tidak ada seorang pun. Akhirnya dia duduk di bawah sebuah pohon, dengan harapan mereka akan kembali apabila menyadari dia tertinggal. Saat menunggu itulah, dia tertidur.

Pada saat itulah datang seorang sahabat bernama Shafwan bin Muwaththal yang tertinggal dari rombongan kaum muslimin. Dia sangat terkejut ketika didapatinya Aisyah, istri Rasulullah ﷺ seorang diri. Dia langsung berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, istri Rasulullah!?”.

Aisyah terbangun...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement