Kamis 07 Sep 2023 20:44 WIB

Tawa Rasulullah SAW di Hadapan Ali Bin Abi Thalib Saat Hendak Hancurkan Berhala di Ka'bah

Keberadaan berhala di seputar Ka'bah berlangsung hingga era Rasulullah SAW.

Kabah di Masjidil Haram. Keberadaan berhala di seputar Kabah berlangsung hingga era Rasulullah SAW a
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Kabah di Masjidil Haram. Keberadaan berhala di seputar Kabah berlangsung hingga era Rasulullah SAW a

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dahulu, pemujaan terhadap berhala masih berlangsung walaupun sudah ada ajaran Islam. Beberapa kaum di Kota Makkah pun melakukan sesembahan dan memuja berhala. Malahan, mereka memasang patung-patung tersebut di sekitar Baitullah.

Patung-patung berhala yang disembah merupakan bentuk dari mempersekutukan Allah SWT. Tindakan itu sangat dilaknat Allah SWT dan disebutkan pula di beberapa ayat dalam Alquran. Penghancuran patung-patung berhala terus dilakukan sejak Nabi Ibrahim AS hingga Nabi Muhammad SAW. 

Baca Juga

Rasulullah saat tiba kembali di Makkah, menyaksikan ratusan patung itu berdiri di sana, bahkan di atas Kabah. Ada kisah yang menceritakan penghancuran berhala-berhala itu oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Kisah ini diambil dari al-Ustadz Muhammad Rusli Amin yang mengutip Ayatullah Husain Mazhahiri. 

Sebuah kisah disampaikan oleh Jabir bin Abdullah. Dia bercerita, "Kami bersama Rasulullah SAW memasuki Baitullah. Ketika itu, di sekelilingnya terdapat 360 patung berhala. Lalu, Rasulullah SAW memerintahkan agar patung-patung itu disingkirkan. Aku lempar patung-patung itu.” 

Setelah ratusan patung berhala itu hancur, masih tersisa satu lagi. Patung yang dinamakan Hubal itu menjulang tinggi di atas Ka'bah. Rasulullah SAW pun melihat patung Hubal itu. Lalu, beliau memandang ke arah Ali bin Abi Thalib dan berkata kepadanya. “Wahai Ali, engkau yang menaiki pundakku atau aku yang menaiki pundakmu, agar aku bisa menyingkirkan Hubal dari atap Kabah.” 

Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Mendengar perkataan Rasulullah SAW, Ali pun berkata, Wahai Rasulullah, engkau saja yang menaiki punggungku.” Ali kemudian bertutur, “Ketika Rasulullah SAW duduk di atas punggungku, aku tidak mampu memikulnya karena beratnya risalah beliau.” 

Karena itu, Ali berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, sebaiknya aku saja yang menaiki punggungmu.” Rasulullah pun tertawa dan turun, lalu membungkukkan punggungnya. “Demi Zat yang membelah biji-bijian dan menciptakan jiwa, jika aku ingin menggapai langit kala itu, niscaya aku bisa menggapainya dengan lenganku. Lalu, aku menyingkirkan (menumbangkan) Hubal dari atas Ka'bah, dan turunlah firman Allah SWT, Katakanlah (hai Muhammad), telah datang kebenaran dan telah lenyap kebatilan. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap” (QS Al Isra: 81).      

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement