REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setiap aktivitas haruslah disertai dengan menyebut nama Allah, agar mendapat keberkahan dariNya. Termasuk saat menyantap makanan yang disuguhkan di depan mata. Menyantap hidangan tersebut harus didahului dengan menyebut nama Allah, sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Ada cerita ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat berkumpul dalam jamuan makan. Cerita ini ada dalam hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al Yaman RA, dalam Shahih Muslim.
عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما قال: كُنَّا إِذَا حَضَرنَا مَعَ رسُولِ الله -صلَّى الله عليه وسلَّم- طَعَامًا، لَم نَضَع أَيدِينَا حَتَّى يَبدَأ رسول الله -صلَّى الله عليه وسلَّم- فَيَضَع يَدَهُ، وَإِنَّا حَضَرنَا مَعَه مَرَّةً طَعَامًا، فَجَاءَت جَارِيَةٌ كَأَنَّها تُدفَعُ، فَذَهَبَت لِتَضَعَ يَدَهَا فِي الطَّعَام، فَأَخَذَ رسُول الله -صلَّى الله عليه وسلَّم- بِيَدِهَا، ثُمَّ جاء أعرابي كأَنَّمَا َيُدْفَع، فَأَخَذَ بِيَدِهِ، فقال رسول الله -صلَّى الله عليه وسلَّم-: «إِنَّ الشَّيطَانَ يَستَحِلُّ الطَّعَامَ أَن لاَ يُذْكَرَ اسمُ الله -تَعَالَى- عَلَيه، وَإِنَّهُ جَاءَ بِهَذِهِ الجَّارِيَة؛ لِيَستَحِلَّ بِهَا، فَأَخَذتُ بِيَدِهَا؛ فَجَاءَ بِهَذَا الأَعرَابِي؛ لِيَسْتَحِلَّ بِهِ، فَأَخَذتُ بِيَدِهِ، والَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ، إِنَّ يَدَهُ فِي يَدِي مَعَ يَديهِمَا»، ثُمَّ ذَكَر اسمَ الله -تعَالى- وَأَكَلَ.
Hudzaifah mengatakan, jika menghadiri jamuan makan bersama Rasulullah SAW, para sahabat tidak meletakkan tangan mereka sampai beliau SAW memulai meletakkan tangannya. Suatu ketika, di sebuah jamuan makan, datanglah seorang budak perempuan secara tiba-tiba dan ingin meletakkan tangannya pada makanan. Lalu Rasulullah SAW meraih (mencegah) tangan budak perempuan itu.
Setelah itu, seorang badui datang dan ingin meletakkan tangannya di atas makanan. Kemudian Rasulullah SAW meraih (mencegah) tangan badui tersebut.
Lalu Nabi SAW bersabda, "Sungguh setan akan mendapatkan makanan yang tidak disebut nama Allah. Setan datang bersama anak perempuan ini untuk mendapatkan makanan, lalu aku meraih tangannya. Ia (setan) juga datang bersama orang badui ini untuk mendapatkan makanan lalu aku meraih tangannya.
Demi Dzat Yang jiwaku berada ditanganNya, Sesungguhnya tangan setan itu berada di tanganku sebagaimana ia (tangan setan) ada di dalam tangan keduanya (orang badui dan budak perempuan itu)." (HR Muslim)
Hadits tersebut mengisahkan para sahabat yang hadir pada jamuan makan bersama Nabi SAW. Di jamuan makan itu, para sahabat tidak mengulurkan tangan untuk mengambil makanan yang terhidang, hingga Nabi SAW melakukannya terlebih dulu. Ini adalah bentuk sikap hormat para sahabat kepada Nabi Muhammad SAW.
Suatu kali, pada jamuan makan yang dihadiri Rasulullah SAW dan para sahabat, dan makanan telah terhidang di hadapan mereka, datang seorang budak perempuan, yang merujuk pada seorang gadis kecil. Gadis kecil ini berusaha menyerobot untuk mendapatkan makanan, tanpa menyebut nama Allah. Dalam kondisi demikian, Nabi SAW memegang atau menahan tangan gadis kecil tersebut.
Setelah itu datang pula seorang badui, yang juga berusaha menyerobot makanan yang telah tersaji. Lalu Nabi SAW memegang tangan orang badui tersebut. Beliau SAW menjelaskan, orang badui dan gadis kecil itu dibawa oleh setan.
Maksud 'dibawa oleh setan' bukan bersifat denotatif, melainkan setan menggoda orang badui dan gadis kecil itu untuk menyerobot dan mengambil makanan. Tentu dua orang ini mungkin dimaafkan karena ketidaktahuan mereka sebagai orang badui dan anak kecil.
Namun, hadits tersebut memberitahukan, bahwa jika seorang Muslim menyantap makanan tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan mendapat bagian dari makanan yang disantap itu. Dari hadits ini juga diketahui, Nabi Muhammad SAW bersumpah bahwa tangan setan itu ada di tangan beliau SAW.
Sumber:
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/3507