Beliau menjawab, “Bahwa dia akan membunuhnya untuk dimakan, bukan sekadar memenggal kepalanya lalu membuangnya” (HR An Nasa'i)

Islam mengharapkan umat manusia untuk memperlakukan semua hewan (semua makhluk hidup; burung, makhluk laut, dan serangga) dengan hormat dan bermartabat. Nabi Muhammad secara teratur menasihati orang-orang untuk menunjukkan kebaikan.

Beliau juga melarang memotong ekor dan surai kuda, mencap hewan di titik lemah mana pun, dan membebani kuda jika tidak diperlukan (HR Muslim). Jika Nabi melihat hewan yang kelebihan beban atau kekurangan makanan, beliau akan berbicara lembut kepada pemiliknya dan berkata, “Takutlah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap hewan”  (HR Abu Dawud).

Namun, menahan diri dari kekejaman fisik saja tidak cukup. Menghindari kekejaman mental juga sama pentingnya. Bahkan tekanan emosional seekor burung pun harus ditanggapi dengan serius. 

Salah satu sahabat Nabi Muhammad meriwayatkan, ketika sedang dalam perjalanan dan selama Nabi tidak ada, mereka melihat seekor burung dengan dua anaknya dan mereka pun mengambilnya. Induk burung itu berputar-putar di atas mereka di udara, mengepakkan sayapnya dengan sedih. Ketika Nabi Muhammad SAW kembali, beliau berkata:

“Siapakah yang menyusahkan burung ini dengan mengambil anak-anaknya? Kembalikan itu padanya” (HR Abu Dawud dan disahkan oleh Al Albani).

Ikuti Whatsapp Channel Republika