REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat izin keterangan sakit perlu dibuat sebagai bukti seseorang sedang mengalami sakit. Sehingga dengan surat izin tersebut, dia mendapatkan izin untuk tidak bekerja atau untuk tidak masuk ke sekolah.
Namun, bagaimana jadinya jika seseorang membuat surat izin keterangan sakit palsu? Apa pandangan Islam terhadap hal ini?
Komisi Fatwa Dar Al Ifta Mesir menyatakan, pemalsuan surat izin keterangan sakit atau sejenisnya yang berisi bahwa nama yang tercantum di dalamnya sedang sakit sehingga yang bersangkutan diizinkan tidak masuk kerja atau tidak masuk sekolah, adalah perbuatan yang berdosa.
Dikutip di Masrawy, adapun untuk dokter yang bersikap lembek dan turut membantu memalsukan surat izin keterangan sakit, termasuk di dalamnya keterangan diagnosis yang palsu dan tidak sesuai dengan kenyataan. Maka, dokter tersebut telah mengkhianati amanah yang diembannya sebagai seorang dokter, menyalahi syariat, dan merupakan bentuk perbuatan kriminal.
Allah SWT berfirman, "...Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al Baqarah ayat 283)
Dalam ayat yang berbeda, "Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS Al Baqarah ayat 42)
Nabi Muhammad SAW telah memberi peringatan tentang berbohong. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah, Nabi SAW bersabda:
عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا وَعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
"Jauhilah kebohongan, karena kebohongan menggiring pada keburukan, dan keburukan akan menggiring pada neraka. Sungguh, jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong. Hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiring pada kebaikan, dan kebaikan akan menggiring pada surga. Sungguh, jika seseorang berlaku jujur dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah, ia akan ditulis sebagai orang yang jujur." (HR. Abu Daud, hadits sejenis diriwayatkan Bukhari, Muslim, dan Ahmad)