Setelah burungnya mati, Carter mencetuskan ide tentang "kutukan mumi". Ini menunjukkan bahwa siapa pun yang mengganggu mumi firaun akan dikutuk. Idenya kemudian menyebar luas dan semakin menjadi-jadi. Terutama ketika sejumlah orang yang terkait dengan penggalian makam, meninggal dunia. Dari kutukan mumi, berubah menjadi "Kutukan Tutankhamun".
Carter memang selamat dari kutukan Firaun Tutankhamun, tetapi rekannya, Lord Carnarvon, yang hadir pada saat makam raja Firaun ditemukan, meninggal beberapa bulan kemudian pada tanggal 5 April 1923 di sebuah rumah sakit Kairo.
Dalam laporan The New York Times pada saat itu, disebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah pneumonia. Penyebabnya adalah gigitan serangga berbisa yang meninggalkan butiran di wajahnya, yang dijilatnya saat bercukur. Beberapa jam setelah kematiannya, anjingnya (Susie) mati di rumahnya di daerah Inggris di Hampshire.
Obituari Lord Carnarvon di surat kabar Amerika mencatat seperti ini:
"Ada pembicaraan tentang kutukan yang ditempatkan oleh mantra rahasia oleh orang Mesir kuno pada siapa saja yang berani mengganggu tidur firaun, bahkan sebelum tuan jatuh sakit."
Sehari setelah kematian Carnarvon, surat kabar tersebut mengutip Sir Arthur Conan Doyle (spiritualis dan pencipta Sherlock Holmes) yang mengatakan bahwa "roh ganas mungkin telah menyebabkan penyakit fatal Lord Carnarvon."
Desas-desus mulai menyebar semakin luas. Muncul keyakinan, kutukan Tutankhamun tidak hanya memengaruhi Lord Carnarvon dan anjingnya, tetapi juga memengaruhi orang lain yang memasuki makam Tutankhamun.
Lihat halaman berikutnya >>>