Kamis 17 Aug 2023 11:20 WIB

Perang Paling Sengit dan Berdarah dalam Kehidupan Nabi Muhammad

Perang ini disebabkan karena dibunuhnya utusan Rasulullah oleh pejabat negeri Syam.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto:

Kemudian berangkatlah pasukan mujahid tersebut, diantar penduduk Madinah hingga ke tepi kota.

Di tengah perjalanan, sampailah berita intelijen kepada pasukan kaum Muslimin bahwa Raja Heraklius telah menyiapkan 100 ribu pasukan Romawi di Balqa' dan ditambah lagi seratus ribu dari suku-suku sekitarnya. Sehingga keseluruhannya berjumlah 200 ribu pasukan.

Jumlah raksasa dari pasukan musuh tersebut, sama sekali tidak diduga oleh pasukan kaum muslimin. Kebimbangan melanda mereka, apakah pasukan yang hanya berjumlah 3.000 orang mampu menghalau badai serangan pasukan berjumlah 200 ribu orang.

Maka di Ma'an (nama sebuah daerah), mereka menggelar musyawarah untuk menentukan sikap menghadapi kondisi tersebut. Pada awalnya mereka berencana mengirim surat kepada Rasulullah ﷺ memberitahukan jumlah pasukan musuh agar dikirimkan pasukan tambahan atau beliau memerintahkan sesuatu yang lain.

Namun Abdullah bin Rawahah menentang rencana tersebut, seraya berkata:

“Wahai kaumku, sesungguhnya yang kalian khawatirkan ini, justru itulah yang kalian cari (mati syahid). Dan kita tidak berperang dengan jumlah dan kekuatan kita, tetapi kita berperang dengan agama ini yang karenanya Allah memuliakan kita. Berangkatlah, sesungguhnya pilihan kita hanyalah salah satu dari dua kebaikan, kemenangan atau mati syahid”.

Akhirnya pasukan kaum muslimin sepakat atas kesimpulan Abdullah bin Rawahah.

Maka, berangkatlah pasukan kaum muslimin...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement