REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Mu'tah merupakan peperangan paling sengit dan berdarah dalam kehidupan Rasulullah ﷺ. Perang ini adalah sebagai muqadimah ditaklukkannya negeri-negeri Kristen.
Mu'tah adalah nama sebuah negeri di Syam, berjarak sekitar 80 kilometer dari Masjidil-Aqsha. Seperti dikutip dari buku Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah, perang ini disebabkan karena dibunuhnya utusan Rasulullah ﷺ yang dikirim untuk menyampaikan surat dakwah dari Rasulullah ﷺ oleh pejabat raja Qaishar di Balqa' negeri Syam.
Tindakan tersebut bagi Rasulullah ﷺ tak lebih sebagai pengumuman perang. Maka, beliau menyiapkan tentaranya sebanyak 3.000 prajurit, belum pernah sebelumnya terkumpul jumlah sebanyak itu, kecuali pada perang Ahzab.
Pada perang ini Rasulullah ﷺ memberikan tugas komando kepada Zaid bin Haritsah radhiyallahuanhu, beliau berpesan kepadanya:
“Jika Zaid terbunuh, (komando) pindah ke Ja'far, dan jika Ja'far terbunuh, pindahkan ke Abdullah bin Rawahah”.
Rasulullah ﷺ pun berpesan kepada Zaid untuk mendakwahkan mereka kepada Islam. Jika mereka menerimanya, maka terimalah. Sedangkan jika tidak, mintalah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka. Beliaupun berpesan:
“Perangilah siapa yang kufur kepada Allah dengan Nama-Nya dan di jalan-Nya. Jangan berkhianat, jangan bunuh anak kecil, kaum wanita dan orang tua renta, dan mereka yang beribadah di tempat ibadahnya. Jangan tebang pohon-pohon dan jangan robohkan bangunan”.
Kemudian berangkatlah pasukan mujahid tersebut...