Rabu 02 Aug 2023 05:32 WIB

Tujuh Rahasia Belajar Agar Berkah dan Mudah Paham Sesuai Tuntunan Islam

Dalam Islam ada tuntunan dalam mencari ilmu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Tujuh Rahasia Belajar Agar Berkah dan Mudah Paham Sesuai Tuntunan Islam. Foto: Ilustrasi Santri Mandiri.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tujuh Rahasia Belajar Agar Berkah dan Mudah Paham Sesuai Tuntunan Islam. Foto: Ilustrasi Santri Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Islam ada tuntunan dalam mencari ilmu. Ada sejumlah hal yang penting untuk ditanamkan dalam jiwa-jiwa seorang murid yang hendak mengikuti proses pembelajaran agar ilmu yang diperolehnya berkah.

Allah SWT berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS Al Bayyinah ayat 5)

Baca Juga

Hal pertama yang penting diperhatikan setiap murid adalah ikhlas dalam niat. Ikhlas karena Allah ta'ala. Tidak pamer atau belajar hanya untuk mendapatkan ketenaran. Ingat, tujuan belajar adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.

Kedua, tekun. Seorang murid tidak boleh malas dan dia harus tekun dalam mendapatkan ilmu. Ia juga harus membagi waktu dengan disiplin, yakni antara waktu membaca, menghafal, dan mentadabburi.

Ketiga, rendah hati atau tawadhu. Seorang murid atau pelajar atau penimba ilmu haruslah bersikap rendah hati dan mengedepankan sopan santun. Bahkan inilah yang dilakukan malaikat Jibril ketika mendatangi Rasulullah SAW dengan wujud seorang lelaki. Jibril menanyakan ihwal iman, Islam dan amal kepada Rasulullah. Dan saat itu Jibril duduk dengan sopan.

Keempat, seorang murid juga harus mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya. Ini pula yang menjadi tujuan yang dimaksudkan dalam proses mencari ilmu. Keutamaan orang berilmu seperti keutamaan Rasulullah SAW dalam konteks transfer ilmu.

 حَدَّثَنَا مَكْحُولٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ } إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَرَضِيهِ وَالنُّونَ فِي الْبَحْرِ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ الْخَيْرَ

Makhul berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian, kemudian beliau membaca surat Fathir ayat 28, "innama yakhsyallaha min 'ibadihil 'ulama`" (bahwa yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah para ulama). Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan di lautan (selalu) bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia'."

Kelima, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Salah satu hal terpenting dalam mencari ilmu dan meningkatkan pemahaman adalah harus jeli memanfaatkan waktu luangnya dengan hal-hal yang diridhai Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua kenikmatan yang banyak diantara manusia lalai di dalamnya, nikmat sehat dan waktu luang." (HR Bukhari).

Keenam, terus-menerus belajar. Setiap Muslim, berapa pun usianya, mengemban tanggung jawab untuk terus belajar. Proses belajar tidak terbatas pada lulus S1, lulus magister ataupun doktoral. Dia harus terus dengan gigih menggali ilmu.

Ketujuh, tidak malu bertanya. Terkadang ada murid yang malu bertanya sehingga ia pun tidak paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Dalam konteks ini, seharusnya murid tersebut tidak malu bertanya, sebab, rasanya malu justru akan menghalanginya dalam memelajari ilmu.

Dalam kitab Adab al 'Alim wa al-Muta'allim, Hadratussyekh KH Hasyim Asyari mengingatkan agar seorang murid tak ragu bertanya jika tak mengerti suatu pelajaran. Namun, pertanyaan yang diajukan harus dengan sopan santun.

Kiai Hasyim juga menukil perkataan Mujahid RA, "Orang yang pemalu dan orang yang sombong tidak akan bisa mempelajari ilmu." Aisyah RA juga berkata, "Semoga Allah mengasihi kaum perempuan Anshar, karena sifat malu mereka telah mencegah mereka mempelajari ilmu agama."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement