REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Orang yang sekali berwudhu kemudian mampu menjaga dirinya dari segala hal yang membatalkan wudhu dapat terus melaksanakan sholat. Namun bagaimana dengan tayamum, apakah ketentuan semacam wudhu tadi berlaku juga?
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali menjelaskan hal itu dalam Bidayatul Hidayah berikut ini.
ثم اقصد صعيدا طيبا عليه تراب خالص طاهر لين ، فاضرب عليه كفيك ، ضاما بين أصابعك ، وانو استباحة الصلاة ، وامسح بهما وجهك كله مرة واحدة ، ولا تتكلف إيصال الغبار إلى منابت الشعور خفت أو كثفت . ثم انزع خاتمك ، واضرب ضربة ثانية مفرجا بين أصابعك ، وامسح بهما يديك مع مرفقيك. فإن لم تستوعبهما ، فاضرب ضربة أخرى إلى أن تستوعبهما. ثم امسح إحدى كفيك بالأخرى ، وامسح ما بين أصابعك بالتخليل ، وصل به فرضا واحدا ، وما شئت من النوافل بعد الفرض. فإذا أردت فرضا ثانيا ، فاستأنف له تيمما آخر.
Kemudian menujulah mencari tanah yang bagus yang di atasnya ada debunya yang murni, suci, lembut. Maka pukulkanlah atas tanah berdebu tersebut dengan merapatkan jari-jari seraya berniat melakukan sesuatu perbuatan yang dengannya diperbolehkan menjalankan shalat fardhu.
Sesudah itu usapkanlah kedua telapak tangan yang terdapat debunya itu ke wajahnya sekali saja. Dan janganlah memaksa diri meratakan debu tersebut pada tempat-tempat yang ditumbuhi bulu tipis maupun tebal.
Setelah itu lepaskanlah cincinmu dan pukulkan lagi kedua telapak tangan dengan merenggangkan jari-jari, lalu usapkanlah kedua tanganmu sehingga sampai pada kedua siku. Apabila pukulan yang kedua ini belum cukup, maka pukullah lagi tanganmu ke atas debu, sehingga dapat digunakan mengusap tangan secara sempurna. Lalu usapkanlah satu telapak tangan yang sebelah pada tapak tangan yang lain, dan silangkan jari-jari tanganmu untuk mengusap celah-celah jari-jari.
Kemudian kerjakanlah sholat fardhu dengan sekali tayamum (sekali tayamum untuk sekali sholat fardhu) dan kerjakanlah beberapa kali shalat sunnah dengan sekali tayamun (sekali tayammum boleh dipakai menjalankan beberapa kali shalat sunnah). Apabila engkau bermaksud mengerjakan sholat fardlu lain, maka harus bertayamum lagi meskipun tayamum yang pertama itu belum batal.