Jumat 02 Jun 2023 14:54 WIB

Saat Nabi Muhammad Menyembelih 63 Ekor Unta untuk Kurban

63 ekor unta kurban disembelih sendiri oleh Nabi Muhammad.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
 Saat Nabi Muhammad Menyembelih 63 Ekor Unta untuk Kurban. Foto:  Unta kurban / ilustrasi.
Foto:

Setelah matahari tergelincir, beliau meminta untuk didatangkan Al-Qashwa, lalu menungganginya hingga tiba di tengah Padang Arafah. Di sana sudah berkumpul sekitar 124 ribu atau 140 ribu orang Muslim. Beliau berdiri di hadapan mereka menyampaikan pidato secara umum. "Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku! Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini.

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Al-Maidah: 3)

Umar bin Al-Khaththab yang mendengarnya tak kuasa menahan air matanya. Ada yang bertanya, "Mengapa engkau menangis?" Dia menjawab. "Sesungguhnya setelah kesempurnaan itu hanya ada kekurangan."

Setelah pidato itu Bilal melantunkan adzan dan disusul iqamat. Kemudian Rasulullah melaksanakan sholat zhuhur bersama orang-orang. Setelah Bilal melantunkan iqamat lagi, beliau menyusulinya dengan sholat ashar, dan tidak ada sholat antara keduanya.

Kemudian beliau menunggang Al-Qashwa hingga tiba di tempat wukuf. Di sana Al-Qashwa menderum hingga perutnya menempel di pasir. Beliau tetap berada di atas punggung Al-Qashwa' hingga matahari terbenam. Keremangan senja lambat laun mulai menghilang.

Setelah memboncengkan Usamah, beliau melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah. Beliau sholat maghrib dan isya di sana, dengan satu adzan dan dua iqamat, tanpa ada sholat apapun di antara keduanya. Kemudian beliau berbaring hingga fajar menyingsing. Setelah adzan dan iqamat, beliau melaksanakan shalat subuh. lalu naik ke punggung Al-Qashwa' dan pergi ke Al-Masy aril Haram. Dengan menghadap ke arah kiblat, beliau berdoa, bertakbir, bertahlil, dan mengesakan Allah.

Dari Muzdalifah beliau pergi ke Mina sebelum matahari terbit, dengan memboncengkan Al-Fadhl bin Abbas, hingga tiba di Mahsar. Kemudian melewati jalan pertengahan yang menghubungkan Jumrah Kubra yang ada di dekat sebuah pohon pada masa itu, yang disebut Jumrah Aqabah atau Jumrah pertama.

Beliau melemparnya dengan tujuh butir batu kerikil, sambil bertakbir setiap kali lemparan. Kemudian beliau beranjak ke tempat penyembelihan kurban dan menyembelih 63 ekor unta dengan tangan beliau sendiri, kemudian beliau menyerahkan kepada Ali bin Abu Thalib yang menyembelih 37 ekor unta, hingga semuanya genap seratus ekor unta.

Beliau memerintahkan untuk mengambil sebagian daging dari masing-masing ekor onta, lalu dimasak dan beliau memakan daging dan meminum kuahnya.

Dengan menunggang Al-Qashwa beliau pergi menuju Ka'bah dan shalat zhuhur di Makkah. Beliau menghampiri orang-orang dari Bani Abdul Muthalibyang sedang mengambil air dari sumur Zamzam.

Beliau bersabda, "Biarkanlah orang-orang Bani Abdul Muthalib. Kalau tidak karena ada orang-orang yang akan merebut air minum kalian, tentu aku sudah bergabung bersama kalian." Lalu mereka menyodorkan setimba air, lalu beliau meminumnya.

Pada hari kurban atau tanggal 10 Dzul Hijjah, tepatnya pada waktu dhuha, Nabi menyampaikan pidato dari atas pungguk bighal, yang ditirukan Ali dengan suara nyaring. Sementara orang-orang ada yang berdiri dan ada pula yang duduk-duduk. Isi pidato kali ini banyak mengulang pidato yang beliau sampaikan sehari sebelumnya.

Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Bakrah, dia berkata. "Nabi menyampaikan pidato kepada kami pada hari kurban. Beliau bersabda. "Sesungguhnya zaman itu berputar seperti bentuknya saat langit dan bumi diciptakan. Satu tahun ada 12 bulan, di antaranya empat bulan suci, tiga bulan berturut-turut, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, dan Muharram, serta Rajab yang terletak antara dua Jumada dan Sya'ban."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement